Oleh: Luluk Rivi Zulmi
Mahasiswi LIPIA Jakarta
WAHAI penuntut ilmu syar’i, sadarilah. Kau telah dipilih Allah sebagai pewaris para nabi. Bukankah sudah sepantasnya hal ini kau syukuri? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Artinya:
“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham,sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak,” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Tak hanya bersyukur dengan berhamdalah, tapi juga dengan giat dalam berdakwah. Kau bisa berdakwah di mana saja, salah satunya di media tulisan; buku, majalah, blog, website, dll.
Berceramah di masjid-masjid atau majelis ilmu merupakan salah satu cara dakwah yang efektif. Tetapi berdakwah lewat tulisan juga tidak kalah efektif. Jika mungkin jumlah orang yang mendengarkan ceramah di masjid itu puluhan, maka orang yang membaca tulisan berisikan dakwah itu ribuan bahkan lebih. Itu artinya, kesempatan meraih amal jariyah lebih besar, bukan?
Penuntut ilmu syar’i mesti menyadari, bahwa masyarakat juga haus akan ilmu syar’i. Dirimu yang cukup beruntung, haruslah membuka mata, menyadari bahwa ilmu yang kau dapatkan bukan hanya milikmu sendirian. Ada amanah yang harus disampaikan.
Tidakkah kau rindu pada masa di mana individu muslim menghadirkan Allah dalam setiap desahan napasnya? Bukankah kau bercita-cita ingin memiliki negeri islami dengan muslimnya yang berislam secara kaaffah?
Berdakwaklah. Goreskan penamu. Pelajarilah kaidah kepenulisan. Tidak ada alasan untuk rendah diri alias minder, karena kita sama; masih belajar. Musnahkan bisikan “belum pede”, “belum pantes”, “belum pinter”, justru saat seseorang merasa telah pintar, saat itulah keilmuannya dipertanyakan, bukan?
Sadarilah kebutuhan umat. Bayangkanlah pahala yang akan kau dapat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Artinya:
“Barangsiapa menunjukkan kepada sebuah kebaikan, maka baginya seperti pahala pelakunya,” (HR. Muslim).
Tak perlu takut celaan. Tak perlu khawatir cercaan. Tugasmu hanya menyampaikan. Tulisanmu diterima khalayak atau ditolak itu urusan belakangan. Namanya juga masih belajar. Berdiskusilah bersama mereka yang aktif di kepenulisan. Dan jangan lupa, libatkanlah Allah yang maha membolak-balik hati, karena hidayah hanya Dia yang memberi.
Ilmu apapun yang telah kau dapatkan, jangan kau sembunyikan. Tuliskan, lalu sebarkan. Meski menurutmu ilmu yang kau miliki masih sedikit, sampaikanlah itu selama kau memiliki dalil dan hujjah. Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بَلِّغُوْا عَنّيْ وَلَوْ آيَة
Artinya:
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”. (HR. Bukhari)
Dan dirimu, bukankah telah mendapat banyak ayat? Sampaikanlah. []