RUMAH tangga mana di dunia ini bebas dari konflik? Dari zaman dulu hingga sekarang isu rumah tangga menjadi pembahasan yang tak pernah ada habisnya. Sang istri mengeluhkan suaminya dan sebaliknya suami pun demikian. Ada beberapa penyebab konflik rumah tangga yang harus diketahui oleh pasangan suami istri.
Titik pembahasan masalah yang sering terjadi adalah saat seorang kesulitan dalam memperlakukan pasangan yang dianggap “buruk”.
Sebelumnya, perlu dilihat dulu akar permasalahannya. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Bila kita telusuri ternyata ada beberapa faktor penyebabnya. Diantaranya,
1. Penyebab Konflik Rumah Tangga: Pola asuh antara kedua pasangan.
Seseorang akan melihat bagaimana orang tuanya memperlakukan pasangan. Maka itu akan tertanam dalam otaknya sehingga terbawa sampai ia berumah tangga.
Manajemen konflik itu sebenarnya didapatkan anak dari orang tuanya.
Bila mendapatkan pola yang baik dari orang tuanya maka dia tidak akan kesulitan saat berumah tangga. Bahkan ternyata ada orang 10 tahun berumah tangga tapi tidak pernah terjadi konflik rumah tangga. MasyaaAllah barakallahu fihim.
Bila qaddarallah posisi seseorang mendapatkan pendidikan yang tidak baik bahkan kehilangan sosok orang tua baginya maka butuh effort yg luar biasa untuk merubahnya dan membentuknya.
2. Penyebab Konflik Rumah Tangga: Pemahaman agama.
Pemahaman/ ilmu agama dalam berbuat dan bertindak sangat berpengaruh juga. Seseorang akan bisa mendeteksi kekurangannya sendiri dan tahu solusinya saat mengetahui ilmunya.
BACA JUGA: 5 Kiat Rumah Tangga Bahagia
Saat seseorang bermasalah di lisannya maka ia akan berusaha memperbaiki lisannya dengan apa yang diajarkan agamanya. Walaupun ia tidak mendapatkan pendidikan dari orang tua terkait itu. Pastinya butuh perjuangan yang lebih besar dibandingkan orang yang berasal dari keluarga yang mungkin terbiasa sabar, ikhlas dan sebagainya.
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam memerintahkan wanita untuk taat kepada suaminya. Beliau pernah ditanya tentang wanita yang terbaik, apakah beliau menjawab wanita yang paling banyak ilmunya, banyak puasanya, atau banyak shalatnya?Ternyata tidak, beliau menyebutkan wanita terbaik adalah yang menyenangkan suaminya.
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251)
Disebutkan bahwa wanita adalah yang paling banyak ngajinya dan ibadahnya, tapi mengapa menjadi mayoritas penghuni neraka? Tak lain karena kebanyakan mereka tidak pandai mensyukuri suaminya (ridho terhadap qadha Allah dan berterima kasih kepada suaminya). Dan juga kesulitan menjaga lisannya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah beristighfar (mohon ampun kepada Allâh) karena sungguh aku melihat kalian sebagai penghuni neraka yang paling banyak.”
Berkatalah seorang wanita yang cerdas di antara mereka, “Mengapa kami sebagai penghuni neraka yang paling banyak, wahai Rasûlullâh?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Karena kalian sering melaknat dan sering mengingkari kebaikan suami. Aku belum pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya yang lebih mampu mengalahkan laki-laki yang berakal dibandingkan kalian.
Wanita tersebut berkata lagi, ‘Wahai Rasûlullâh, apa (yang dimaksud dengan) kurang akal dan agama?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Kurang akal karena persaksian dua orang wanita setara dengan persaksian satu orang laki-laki, inilah makna kekurangan akal. Dan seorang wanita berdiam diri selama beberapa malam dengan tidak shalat dan tidak berpuasa pada bulan Ramadhan (karena haidh), inilah makna kekurangan dalam agama.’” (HR. Muslim)
Di hadits yang lain disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh seorang sahabat,”Wahai Rasulullah, sesungguhnya Fulanah rajin shalat malam, rajin pula shaum pada siang hari dan gemar bersedekah, tapi dia menyakiti tetangganya dengan lisannya!
Maka Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab. “Tidak ada kebaikan padanya, dia termasuk penghuni neraka”. Lalu sahabat itu bertanya lagi,”Fulanah (wanita) yang lain rajin shalat fardlu, gemar bersedekah dengan sepotong keju dan tidak pernah menyakiti seorang pun?. Maka Beliau menjawab,”Dia termasuk penduduk surga.”(HR. Bukhari)
Lisan itu akan mempengaruhi hati. Lisan yg baik akan menjadikan hati baik. Dan begitu juga sebaliknya. Dan lisan buruk akan mudah menyulut konflik rumah tangga.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pun memerintahkan suami berlaku baik kepada istrinya. Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya.” (HR. At-Tirmidzi)
Suami bertanggungjawab atas setiap perbuatan istrinya. Walaupun terkesan mereka lebih menang di dunia karena kedudukan yang Allah lebihkan daripada wanita, tapi sejatinya di akhirat mereka paling besar beban tanggung jawabnya di hadapan Allah.
3. Penyebab Konflik Rumah Tangga: Penyakit batin
Semua yang disebut penyakit batin obatnya hanya 1 ridho terhadap seluruh qadha Allah (kalau orang bilang ikhlas, walau istilah ini mungkin kurang pas, karena pembahasannya berbeda. Ikhlas lebih ke niat, motivasi untuk berbuat). Sepahit apapun, lisannya bersyukur dan seluruh anggota tubuhnya memaksa untuk bersyukur.
Kira-kira seperti ini kalimatnya “Terserah padamu wahai Allah, asalkan engkau ridho padaku maka aku akan ridho terhadap seluruh ketentuanMu.”
Ini memang teori dan sulit, tapi adakah hal yang sulit bagi Allah bila Dia hendak menolong hambaNya.
Solusi penyakit hati dalam artian maksiat hati maka diobati dengan taubat dan dikembalikan kepada pemilik hati. Tak ada yang bisa mengobati hati seseorang kecuali Allah. Penyakit hati yang begitu sulit dihilangkan, dendam, sulit memaafkan dan lainnya ternyata hal itu hanya Allah yang bisa mengobati dan menghilangkannya.
Sementara kita hanya bisa membentengi diri dan berlindung kepada Allah setiap saat. Sebagaimana terkait penjelasan terkait jin qorin dan setan yg tidak istirahat menggoda manusia. (Penjelasannya ada di artikel yang lain)
Maka ulama mengatakan zikir pagi dan petang itu sebenarnya cukup untuk membentengi diri dan keluarga dari perkara yang buruk. Karena ia bagaikan baju besi, bayangkan peluru, kampak dan senjata tajam lainnya tidak akan bisa menghancurkannya.
Pertanyaannya apakah di rumah kita sudah dirutinkan amalan kecil tersebut? Kecil tapi sulit didawamkan/ dirutinkan.
Bila disimpulkan, hal yang paling mudah menyulut konflik dalam rumah tangga adalah karena tidak punya benteng diri dan sulit menahan/ menjaga lisan.
BACA JUGA: Akibat Istri Kurang Bersyukur, Rumah Tangga Akan Hancur
Benteng diri di antaranya dengan:
– Memperbaiki akidah/ tauhid (termasuk sudah menghindari dosa besar ± 70 dosa besar)
– Mendekatkan diri pada Allah dengan ibadah-ibadah. Karena bila jauh iman akan turun, benteng diri otomatis akan lemah.
– Dzikir setiap saat. (Dzikir pagi petang setiap hari: InsyaAllaah yang sudah mendawamkan akan merasakan efeknya)
Batas zikir pagi: dari habis subuh hingga sebelum matahari terbit.
Batas zikir petang : dari ashar hingga sebelum terbenam matahari.
Wallahu musta’an wallahul muwafik. []