KARAKTER Karakter Shalahuddin Al-Ayubi membuat banyak orang menjadi bagiannya. Berhimpun bersamanya. Sebab, Shalahuddin sangat dermawan dalam urusan harta. Dia memberikan banyak hadiah dan hibah kepada pengikutnya, delegasi yang datang, orang-orang yang mau tunduk kepadanya.
Shalahuddin Al-Ayubi bersikap toleran kepada seluruh rakyatnya dengan memaafkan hutang-hutang pajak, menghapuskan berbagai pungutan dan pemerasan, selain retribusi yang sah menurut syariat. Tujuannya, menarik hati semua orang ke barisannya dan membungkam para musuhnya.
Saat terjadi pertempuran dengan penguasa dan pasukan muslim yang tidak mendukung gerakan front Islam melawan tentara salib, Shalahuddin Al-Ayubi tidak mengizinkan untuk mengejarnya, tidak membunuh mereka yang terluka, tidak menjadikannya sebagai tawanan. Terkadang toleran kepada musuhnya, semoga kelak menjadi sekutu.
Shalahuddin Al-Ayubi memiliki keimanan yang mendalam. Tidak hanya tekun beribadah, tetapi juga sangat bersemangat dalam jihad. Ia meyakini bahwa jihad merupakan kewajiban baginya dan bagi yang lainnya, sehingga dia berusaha membawa mereka terlibat dalam jihad.
Shalahuddin membiarkan para pejabat, komandan, orang terdekat, serta kawannya untuk menduduki jabatan mereka. Dia tidak berambisi pada jabatan tersebut karena yang dibutuhkan adalah kekuatan militer untuk tujuan tertinggi.
Di hadapan gurunya, Shalahuddin menampakkan dirinya sosok yang kuat yang memiliki mentalitas tangguh untuk mewujudkan prinsip-prinsip yang dijalankan gurunya, Nurudin Zanky dan Imaduddin Zanki.
BACA JUGA: Ratu Antokia, Agen Rahasia Shalahuddin Al-Ayyubi di Tubuh Tentara Salib
Shalahuddin memposisikan khalifah Abbasiyah sebagai sumber otoritas spiritual yang sah bagi Muslimin. Secara berkala mengirimkan surat ke khalifah untuk menginformasikan beragam situasi. Ini penegasan bahwa kekuatan Muslimin hanya akan terbentuk atas dasar keakraban, komitmen untuk melindungi agama, aqidah dan menolak para aggresor.
Shalahuddin mengabaikan ragam penyakit yang deritanya. Fokusnya, hanya berjihad, sehingga membuatnya lupa akan ragam rasa sakit dan melupakan semua derita fisik. []
Sumber: Prof Dr Ali Muhammad Shalabi, Shalahuddin Al-Ayubi, Pustaka Al-Kautsar
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter. Redaksi berhak melakukan editing terhadap naskah tanpa mengubah maksud dan tujuan tulisan.