SURIAH—Korban warga sipil yang meninggal di Ghouta Timur telah mencapai 600 orang hingga Rabu (28/2/2018). Jumlah ini bertambah sejak Suriah dan sekutunya mengintensifkan pengebomannya pada kelompok anti-Assad sejak Ahad (18/2/2018) pekan lalu. Angka ini berdasarkan laporan dari kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris.
Menurut laporan Al-Araby, banyaknya korban berasal dari penemuan jenazah yang terjebak dalam puing-puing bangunan yang hancur oleh serangan udara rezim Assad dan sekutunya.
Tim penyelamat memanfaatkan jeda kemanusiaan yang ditengahi Rusia untuk mencari korban selamat.
“Gencatan senjata lima jam setiap hari dan pengadaan sebuah koridor kemanusiaan yang diusulkan oleh Presiden Rusia tidak cukup baik,” kata Direktur Save the Children Suriah, Selasa (27/2/2018).
Sementara itu, warga sipil menghindari tawaran Rusia untuk keluar dari daerah kantong terkepung tersebut untuk hari kedua pada Rabu, karena oposisi dan Rusia saling menyalahkan atas kebuntuan yang terjadi.
Pengeboman udara terhenti sejak Presiden Rusia Vladimir Putih memerintahkan “jeda kemanusiaan” setiap hari, tapi tidak ada satu pun dari 400 ribu warga Ghouta Timur yang berada di koridor kemanusiaan untuk naik bus yang disediakan oleh rezim Suriah.
“Koridor kemanusiaan terbuka untuk semua orang yang ingin kembali ke tanah air, tapi sejauh ini tidak ada yang datang dan ini adalah hari kedua,” kata seorang perwira militer di pos pemeriksaan tersebut. []
SUMBER: ALARABY, MINA