WASHINGTON—Tawakkul Karman, peraih Nobel Perdamaian sekaligus jurnalis Yaman, dalam opini di Washington Post, mengatakan perang di Yaman harus diakhiri, dan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) harus bertanggung jawab atas kehancuran yang mereka buat.
Dia menuliskan bahwa perang itu telah melumpuhkan infrastruktur Yaman dan menyebabkan ribuan orang menderita kemiskinan dan kelaparan.
BACA JUGA:Â Laporan Save The Children: 85 Ribu Balita di Yaman Meninggal karena Kelaparan
“Mengapa Saudi dan sekutu-sekutunya tak mengizinkan pemerintah yang sah untuk kembali ke wilayah-wilayah yang dibebaskan? Mengapa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dua negara terkaya di dunia, membiarkan krisis kemanusiaan ini berlanjut?” tandas Karman.
Menurut Karman, solusinya adalah mengakhiri perang.
“Solusi untuk mengakhiri perang sudah jelas. Pertama, Amerika Serikat dan negara-negara lain harus menghentikan ekspor senjata ke Arab Saudi dan UEA,” kata dia lagi.
Karman juga menekankan bahwa Houthi “harus dipaksa untuk menghentikan aksi destruktif mereka”.
“Arab Saudi, UEA, dan Houthi harus diberi tahu dengan satu suara: “Sudah, cukup sudah!” kata peraih Nobel itu.
Yaman didera konflik sejak tahun 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar wilayah negara, termasuk ibu kota, Sanaa. Konflik memanas pada 2005, ketika Arab Saudi dan sekutu-nya melancarkan kampanye udara besar-besaran di Yaman untuk mengalahkan Houthi.
Puluhan ribu orang, termasuk penduduk sipil Yaman, tewas dalam konflik yang juga menghancurkan infrastruktur dasar Yaman.
BACA JUGA:Â Lembaga HAM Prancis Gugat Pangeran UEA atas Perang Yaman
Saat ini PBB memperkirakan bahwa sekitar 14 juta penduduk Yaman berisiko menderita bencana kelaparan. Bahkan, menurut kelompok HAM Save the Children, sebanyak 85.000 anak usia bawah lima tahun di Yaman meninggal dunia karena kelaparan.
Karman juga menyinggung soal pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, yang dapat membangkitkan “kesadaran global” tentang Arab Saudi dan memusatkan perhatian kembali pada krisis di Yaman.[]
SUMBER: ANADOULU