PEMBELAJARAN merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik melalui pendekatan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Di sinilah dibutuhkan sebuah peran guru.
Keterlibatan antara pendidik dengan peserta didik dapat menghasilkan suatu lingkungan belajar yang dapat menambah wawasan, pengetahuan, serta pengalaman peserta didik.
Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik menggunakan pendekatan-pendekatan khusus yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi ajarnya.
Di era digital ini, pembelajaran dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar yag sesuai dengan kemajuan zaman. Kemajuan teknologi dan komonikasi mengharuskan proses pembelajaran untuk ikut beradaptasi.
Proses pembelajaran yang biasa dilakukan adalah mengedepankan pendidik sebagai sumber belajar kini mulai bergeser. Pemanfaatan teknologi dan komunikasi sangat memungkinkann pertukaran informasi lebih cepat dan akurat.
Keterbukaan informasi ini lah yang bias dimanfaatkan peserta didik untuk dijadikan sumber belajar.
Saat ini, Indonesia sedang berada dalam fase yang mana tidak diduga sebelumnya. Berawal dari akhir tahun 2019, dunia dikejutkan dengan munculnya Virus Corona yang mewabah di suatu negara.
Sejak saat itu dan seterusnya kasus virus tersebut semakin bertambah dan meluas. Akhirnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status Virus Corona sebagai pandemi pada Rabu (11/03/2020). Sehingga, Pemerintah Indonesia harus menyesuaikan berjalannya tatanan kehidupan masyarakatnya.
Sejak merebaknya Covid-19 ke berbagai negara dan bemula masuknya ke Indonesia, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan social distancing pada pertengahan Maret 2020. Kebijakan ini sebagai upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Hal ini sejalan dengan kebijakan di berbagai Negara yang juga menerapkan kebijakan serupa.
Pandemi Covid-19 telah merubah banyak hal yang menimbulkan implikasi begitu luas terhadap kehidupan masyarakat. Memaksa orang untuk tidak leluasa seperti sedia kala dan sangat dibatasi.
Salah satu aspek yang terdampak yaitu aspek pendidikan. Munculnya Pandemi Covid-19 mengakibatkan sekolah ditutup dan pembelajaran dialihkan menjadi jarak jauh. Guru, orang tua, dan murid harus beradaptasi dengan hal-hal baru yang sebelumnya belum terpikirkan.
Semua harus menyiapkan segala keperluan untuk proses pembelajaran jarak jauh. Terlebih guru, harus memutar otak agar proses pembelajaran jarak jauh bisa berjalan efektif.
Pendidikan yang sejatinya dilakukan scara tatap muka di sekolah, kini dilakukan secara daring (dalam jaringan). Tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru, peserta didik, dan orang tua.
Berbagai masalah muncul, mengingat tidak adanya kesiapan dari berbagai pihak. Minimnya fasilitas, sumber daya manusia yang kurang, serta kesalahan pemahaman orang tua terhadap pembelajaran daring menjadikan pembelajaran jarak jauh terlihat karut marut.
BACA JUGA:Â Curhat Guru Ngaji
Berlahan tapi pasti, pembelajaran berbasis IT sudah menjadi role model pendidikan kita. Melalui berbagai pelatihan, worksoap, dan webinar yang digalakkan pemerintah guna meningkatkan sumber daya pendidik mulai terlihat hasilnya.
Jika di masa awal pandemi seorang pendidik masih bingung untuk mengajar secara virtual, sekarang setelah pelatihan, worksoap, serta webinar diberikan, guru mamu menyesuaikan pendidikan daring.
Pemanfaatan media seperti whatsapp, GoogleClassroom, Zoom, dan lain sebagainya m,enjadikan pembelajaran daring lebih inovatifdan epat sasaran.
Walaupun tidak bias kita mungkiri,hasil pembelajaran daring ini belum sesuai dengan harapan. Namun setidaknya pembelajaran daring mampu memberi makna dan kesan bagi peserta didik sekaligus memberi warna bagi pendidikan kita.
Dalam pembelajaran daring seperti ini, peran guru sebagai pendidik tentu sangat besar. Mengingat pembelajaran dilakukan tanpa tatap muka memaksa guru bekerja ektra keras untuk memantau perkembangan peserta didik. Pemanfaatan media social harus profesional.
Selang seling pemanfaatan teknologi agar tidak membuat siswa bosan belajar penting dilakuakan. Guru dituntut harus kreatif guna tetap menjaga keinginan siswa untuk belajar.
Guru tidak bosan-bosan memberi motivasi untuk peserta didik dalam menghadapi pembelajaran daring. Selain pemanfaatan media, guru juga melakukan kunjungan rumah secara rutin. Hal ini bertujuan untuk tetap menjaga ikatan batin guru dengan siswa. Menanyakan masalah-masalah yang dihadapi siswa ketika pembelajaran daring, kemudian memberikan solusi-solusi serta kiat-kiat, membuat siswa merasa dihargai dan diperhatikan.
Tentu melalui kunjungan ini bukan sebatas kunjungan biasa saja. Mengingat pembelajaran di sekolah bukan hanya sebatas transfer ilmu di sekolah.
Selain peran guru sebagai motivator, guru memiliki peran sebagai fasilitator. Hal ini sesuai dengan penerapan kurikulum 2013. Penekanan bahwa guru lebih berperan sebagai fasilitator dimaksudkan agar kelas menjadi ebih bergairah.
Namun pada masa pandemi sekarang ini, fasilitator seorang guru bukan di kelas, melainkan melalui penyediaan sumber belajar dan pelayanan ke rumah.
Peran sebagai fasilitator adalah guru mampu memberikan stimulus untuk menggugah minat siswa untuk belajar, lebih-lebih dipembelajaran adring. Guru dituntut aktif untuk memahami dan mengenali karakteristik peserta didik sehingga menghasilkan strategi untuk memunculkan kesadaran siswa akan pentingnya belajar.
Dalam surat edaran nomor 14 tahun 2019 menyebutkan adanya penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan prinsip efisien, efektif,dan berorientasi pada murid. Artinya, dalam proses penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru melibatkan karakteristik peserta didik.
Mengingat sekarang ini kita sedang menghadapi wabah Codid-19, sehingga mengakibatkan pembelajaran harus dilakukan secara daring, guru harus mampu menyusun rencana pelksanaan pembelajaran secara ringkas, efektif, dan efisien.
Peran orang tua dipembelajaran daring ini kembali pada fitrahnya. Orang tua sebagai contoh pertama seorang anak harus mampu memberikan pemahaman, pendampingan, serta pengalaman bagi proses belajar anak.Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk sama-sama memberikan arahan, motivasi, serta dukungan belajar kepada siswa.
BACA JUGA:Â Â Spirit Sedekah di Era Pandemi COVID-19
Perlu adanya keterlibatan semua pihak untuk menyukseskan pembelajaran daring. Guru sebagai fasilitator harus berkolaborasi dengan orang tua untuk sama-sama memberi dan mendukung kegiatan belajar siswa.
Masa pendemi ini menjadi awal mula pemanfaatan teknologi sebagai sumber belajar. Semoga pembelajaran dari ini bias memberi kesan badi pendidikan anak. Benar-benar hari yang menguras pikiran dan waktu, terutama guru yang tidak mengabaikan tanggung jawabnya.
Dalam masa pandemi Covid-19 ini, guru adalah pendekar dan pahlawan pembangunan seluruh bangsa di dunia. Atas besarnya jasa seorang guru, tak ada salahnya mengungkapkan rasa terima kasih untuk guru-guru di seluruh Indonesia, tetap semangat mendidik anak bangsa.
Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya bermutu, tetapi guru yang bermutu dapat melahirkan ribuan orang hebat. Guru adalah lentera hidup dan pahlawan tanpa tanda jasa. Terima kasih guru. []
 Fitria Elvita, S.Pd
SD Negeri 21 Maur Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam