BERPIKIRLAH sebelum berperan. Kalimat tersebut kerap kita dengar selaku nasihat diri supaya tetap berjaga- jaga. Tetapi, pertumbuhan media sosial dikala masa digital sering melalaikan warga buat melaksanakan perihal itu. Terlebih, bila letaknya merupakan seorang figur publik yang mempunyai jutaan pengikut. Terutama untuk para wanita, harus betul-betul memahami peran ibu dengan utuh.
Belum lama, seseorang influencer mendapatkan hujan kritik sehabis mengajak anaknya yang berumur 5 bulan bermain jet ski serta ATV. Sontak, unggahan di akun media sosialnya banjir kritikan warganet.
Mereka memperhitungkan yang dicoba sang artis tidak pantas dicoba serta dicontoh. Si artis juga membagikan klarifikasi serta berkata si anak kian aktif serta dapat merangkak mengambil mainan sehabis peristiwa tersebut. Warganet juga menuding si influencer tengah mengeksploitasi anak demi konten.
Jebakan “Viral”
Perilaku waspada serta mawas diri mestinya jadi perihal yang harus dipunyai untuk pesohor, artis, influencer, maupun content creator. Sayangnya, kewaspadaan itu kerap dikalahkan dengan kegiatan dunia maya yang dikala ini beranjak jadi ladang cuan.
Banyak pesohor baru yang terkenal lewat media sosial Instagram, YouTube, ataupun TikTok. Mereka berlomba membuat bermacam-macam konten dengan bermacam tujuan. Terdapat yang mau mengedukasi warga, terdapat pula yang semata-mata tingkatkan jumlah pemirsa serta follower dengan menunjukkan perihal yang berbeda. Dari konten ekstrem sampai yang membahayakan nyawa, seluruh dicoba supaya viral serta populer.
Apapun digilas meski harus bertaruh nyawa. Tidak sering kita jumpai konten berisiko sampai sang pembentuk konten meregang nyawa. Terkadang pula, demi mengejar popularitas, anak juga kena imbas. Mereka yang tengah menikmati puncak popularitas seolah kurang ingat diri. Sementara itu, terdapat anak yang wajib dicermati keselamatannya, terdapat pribadi keluarga yang harus dilindungi, serta terdapat ribuan, apalagi jutaan pengikut yang hendak mencontoh gerak- geriknya.
https://www.youtube.com/watch?v=a53Qw9hLz9s&t=22s
Dorongan eksistensi rela menjadikan diri serta keluarganya terekspos secara terbuka. Apalagi, anak dapat jadi korban eksploitasi guna meramaikan konten vlog kepunyaan orang tuanya. Inilah arus kehidupan sekuler yang begitu mendewakan modul. Mereka yang mau tenar mengabaikan prioritas demi popularitas. Mereka berharap diketahui, pada kesimpulannya tenggelam dengan jebakan“ viral” sampai berbuat di luar nalar. Ujung dari seluruh perihal ini tidak lain mencapai modal sebanyak mungkin..
BACA JUGA: Pria di Palembang Batalkah Pernikahan Gara-gara Ibu Dibentak Calon Istri
Peran Ibu
Memandang pola asuh influencer yang mengajak balita 5 bulan bermain jet ski pasti mengusik naluri para bunda. Normal bila si influencer dicecar serta dikritik habis- habisan. Alasannya, aksi tersebut memanglah tidak bisa dibenarkan, terlebih dia malah berlagak denial dengan berdalih gerak si anak jadi lebih aktif.
Mengutip halaman Jet Drift, mayoritas negeri tidak mempunyai batas formal buat penumpang jet ski. Tetapi, dimensi badan anak sangat berarti di kala hendak terletak di atas jet ski. Pada intinya, bayi belum terkategori nyaman buat turut bermain jet ski walaupun bersama orang tuanya sebab dimensi tubuh yang belum mencukupi. Begitu juga dengan ATV yang resiko bahayanya tidak kalah dengan jet ski. Menurut panduan American Academy of Pediatrics (AAP), anak di dasar umur 6 tahun tidak diperbolehkan buat mengendarai ATV. (Liputan6, 6- 1- 2023)
Di sinilah kedudukan berarti seseorang Ibu. Dia merupakan orang awal yang berikan rasa nyaman serta aman untuk anak. Dia pula yang jadi perisai untuk keselamatan anak. Ingatlah, statusmu merupakan harimaumu! Kontenmu merupakan pengingat amalmu. Gimana bila konten yang terbuat setelah itu ditiru banyak orang serta nyatanya berisiko untuk mereka?
Seseorang figur publik mestinya lebih hati-hati dalam berbuat. Sepatutnya dia berikan bimbingan serta inspirasi yang menularkan kebaikan serta kebermanfaatan untuk warga, bukan menginspirasi warga melaksanakan aksi yang membahayakan diri serta orang lain.
Peran Ibu: Tuntunan Islam
Ibu adalah peran mulia sepanjang hayat. Ialah tempat utama dan pertama mencetak generasi berkualitas. Ibu ideal tidak sekadar mengandung, melahirkan, menyusui, dan memberi makan, melainkan ibu harus mumpuni dalam memberikan pengasuhan dan pendidikan kepada anak-anaknya.
BACA JUGA: Doa Ibu di Kesebelasan Maroko
Selain kecukupan jasmani dan fisik, seorang ibu wajib mendidik anaknya dengan menanamkan akidah Islam yang kuat dan membiasakan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Menjadi ibu bukanlah aktivitas coba-coba. Oleh karenanya, para ibu dan calon ibu wajib membekali diri mereka dengan pemahaman Islam yang benar. Dengan peran strategis ini, Islam memberikan perhatian besar bagi keberlangsungan generasi.
Islam memberikan kedudukan mulia pada para ibu. Mereka adalah pencetak dan pendidik generasi. Kuat lemahnya generasi mendatang terletak di pundak para ibu. Seperti Imam Syafi’i, ada kesabaran dan keuletan seorang ibu di belakang kemasyhurannya.
Selain itu, Islam hanya membolehkan para ibu bekerja, bukan mewajibkan. Kewajiban memberi nafkah ada pada suami. Dengan begitu, para ibu tidak perlu memikirkan cara memenuhi kebutuhan keluarga. Hasilnya, ibu bisa konsisten memikirkan mendidik anak dan mengurusi rumah tangga suaminya.
Oleh karenanya, adanya pemanfaatan peran strategis ibu yang hanya mengedepankan materi, perlu dikritik. Jangan sampai negara hanya memperhatikan satu peran ini, tetapi mengabaikan peran lainnya, bahkan yang utama. []
OPINI merupakan kiriman dari pembaca Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim OPINI Anda ke: redaksi@islampos.com atau islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.