AMERIKA SERIKAT–Petugas kesehatan yang berhijab merasakan tantangan tersendiri kala harus berjibaku melawan pandemi Covid-19 di garda terdepan. Mereka harus tetap menjaga sanitasi, sementara beberapa orang bahkan mungkin membuang pakaian yang melekat di badan untuk mengurangi penyebaran virus.
Mengatasi tantangan ini, Hilal Ibrahim, seorang perancang mode di Minnesota,Amerika Serikat, sekaligus pemilik Henna & Hijab, merancang jilbab sanitasi yang mudah dicuci dan digunakan kembali dengan aman.
BACA JUGA: Dokter Wanita Muslim Ini Temukan Jilbab Steril Sekali Pakai untuk Keperluan Medis
Henna & Hijab sendiri merupakan sebuah butik yang mengkhususkan diri dalam henna organik dan hijab buatan tangan. Pemiliknya memutuskan ikut membantu petugas kesehatan.
Inspirasi Ibrahim meningkat setelah hampir 10 tahun menjadi relawan di rumah sakit. “Banyak pasien yang mengamati jilbab (penutup kepala Islami) tidak memiliki sesuatu yang nyaman dipakai selama mereka tinggal di rumah sakit,” katanya, “Selain itu, saya belajar tentang masalah yang sama di antara para profesional perawatan kesehatan dan ingin memberi mereka sesuatu yang tahan lama dan mudah dipakai.”
Selain dengan menciptakan hijab sanitasi, Ibrahim juga menyumbangkan lebih dari 700 jilbab kepada COVID-19 dokter dan perawat di seluruh negara bagian.
Jilbab sanitasi dari Henna & Hijab dibuat secara etis menggunakan kain campuran.
“Yang terpenting, mereka tidak memengaruhi mobilitas pada pekerjaan dan tetap aman di tempatnya,” kata Ibrahim kepada ELLE.com, “Itu penting, mengingat (bahwa petugas kesehatan) harus sangat berhati-hati dalam melakukan kontak langsung, terutama di lingkungan itu.”
https://www.instagram.com/p/B4_GZZEgLOb/
Jilbab ini cukup fleksibel untuk dikenakan oleh pasien dan karyawan rumah sakit. Mereka juga tahan terhadap mesin cuci industri.
BACA JUGA: 10 Merek Hijab Ramah Lingkungan Paling Terkenal dari Seluruh Dunia (1)
Selama beberapa minggu terakhir, Hilal Ibrahim telah menerima permintaan besar dari petugas kesehatan untuk produk tersebut.
“Jilbab sanitasi dalam pengaturan perawatan kesehatan sangat penting untuk pengendalian infeksi, dan sering dianggap tidak penting karena kurangnya keakraban dengan penutup kepala agama standar wanita Muslim,” katanya.
“Virus ini hanya mengekspos perbedaan dan perjuangan yang dihadapi beberapa kelompok di negara ini … Saya harap kita bisa bergerak ke arah pemahaman yang lebih baik dan memecah beberapa hambatan yang dimiliki orang non-Muslim tentang jilbab.” []
SUMBER: ABOUT ISLAM | MINNESOTA MONTHLY