WAMENA–Sejumlah perantau di Wamena yang kini mengungsi ke luar Papua pascakerusuhan, mengakui keheranan atas tragedi tersebut. Itu karena hubungan para migran dengan orang asli Papua sebelumnya berjalan baik, harmonis, dan tenteram.
Seperti pengakuan Ahmadi. Dia mengatakan, saat tinggal di Wamena, selalu berhubungan baik dengan para warga. Bahkan saat kerusuhan terjadi dan harus kabur menyelamatkan diri, orang-orang Papua di Wamena memberikannya jalan untuk mengindar.
BACA JUGA: Akibat Kerusuhan di Wamena Papua, 4.656 Orang Mengungsi
“Saya dikasih jalan, ditolong, suruh lewat rumahnya sendiri. Kami lantas lari dari rumah, terus kejebak, untung di sana ada yang baik, ditolong, bersyukur kami,” ungkapnya di Asrama Transito Disnakertrans Jawa Timur, Senin (30/9/2019).
Ahmadi berujar, masyarakat di Wamena sama halnya seperti penduduk di daerah-daerah lain. Ada yang berperilaku buruk, pun baik.
“Alhamdulillah, sebenarnya tidak semuanya yang ada di sana itu berhati keras, ada juga yang baik, sama saja seperti di daerah-daerah lain,” ujarnya.
BACA JUGA: Anaknya Teriak Papua Merdeka, Ayah Ini Dihukum 1 Tahun Penjara
Asyari, pengungsi lainnya, mengaku selama tiga tahun tinggal di Wamena dan bekerja sebagai tukang ojek, selalu berhubungan baik dengan warga setempat.
“Saya selama tiga tahun tinggal di Wamena hidup rukun bersama warga. Tak pernah ada konflik, kami sudah seperti saudara di sana,” ucapnya.
Dia mengatakan, kerusuhan berupa pembakaran yang terjadi di Wamena bukan dilakukan oleh warga setempat. Namun, dia juga tak mengetahui secara pasti siapa pelaku kerusuhan.
“Saya sempat ketemu Pak Wakapolda, saya tanya bagaimana kok sampai terjadi seperti ini. Katanya ‘itu pakde yang bakar bukan orang sini (Wamena)’,” kata Asyari menirukan. []
SUMBER: SUARA