• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 10 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar

Perayaan Maulid dan Muhasabah Cinta Nabi

Oleh Sodikin
5 tahun lalu
in Syi'ar
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: Islamics Guide

Ilustrasi. Foto: Islamics Guide

53k
BAGIKAN

Oleh: Muhammad Nasril, Lc. MA

SETIAP tanggal 12 Rabiul Awal, umat Islam memperingati peristiwa agung lahirnya baginda Rasulullah SAW atau yang dikenal dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Umat Islam di dunia biasa melaksanakan perayaan maulid dengan cara yang bervariasi. Bahkan, di Aceh perayaannya sampai tiga bulan. Tradisi perayaan ini  berbeda di antara umat-umat Islam, tergantung daerah masing-masing.

Sebagian daerah merayakannya dengan majelis ilmu dalam bentuk dakwah, pengajian di masjid atau di kantor-kantor. Sebagian daerah lain merayakan dengan kenduri, kemudian pada malamnya dilanjutkan dengan dakwah dari da’i-da’i ternama di daerah tersebut.

ArtikelTerkait

Kuisioner Loyalitas Karyawan pada Tempat Kerja

Hukum Memanjangkan Jenggot

Anak Rajin Bantu Pekerjaan Rumah, Benarkah Lebih Sukses di Masa Depan?

7 Penyebab Banyak Gadis Sudah Tidak Perawan di Zaman Sekarang

Memang, permasalahan perayaan maulid Rasulullah SAW sering menjadi perdebatan dan perbedaan pendapat. Sebagian kelompok mengatakan perayaan maulid itu bid’ah, atau tidak perlu dilakukan. Namun sebagian kelompok yang lain berpendapat bahwa perayaan maulid ini boleh dilaksanakan dan sangat dianjurkan.

BACA JUGA: 3 Kitab Ini Kerap Dibaca saat Maulid Nabi

Perbedaan pendapat ini lumrah dan biasa, tidak harus terjadi perpecahan dan saling menghina sesama, apalagi saling menjelekkan. Dalam hal ini, kedua kelompok memiliki dalil masing-masing dalam menjalankan pendapatnya.

Terlepas dari pro kontra perayaan maulid, di sana ada hal penting yang perlu kita perhatikan, yaitu tentang bagaimana cara membuktikan cinta kita kepada Baginda Rasalullah SAW. Sehingga kita dapat mengimplementasikan norma-norma kehidupan Rasullullah SAW dalam kehidupan kita, menelusuri sirah dan menjadikannya sebagai  uswah dan qudwah.

Muhasabah Cinta Nabi

Perayaan maulid tidak hanya menjadi perayaan seremonial, ajang gengsi dan ajang perbaikan gizi ‘makan-makan’ saja. Akan tetapi, perayaan maulid menjadi momentum untuk membangkitkan kembali semangat dan kecintaan kita kepada Rasullullah SAW. Ini menjadi ajang meningkatkan ‘gizi’ spiritual kita, menelaah sirah Rasullah SAW, kemudian mengikuti semua syariat yang dibawanya, menjadikan Rasulullah idola dan teladan dalam kehidupan kita, sehingga nutrisi “menjalankan sunnahnya” terpenuhi.

Meninggalkan perbedaan adalah mustahabbun (dianjurkan). Kaidah fikih ini sangat cocok untuk diterapkan pada saat ini, karena menganjurkan keluar dari perbedaan demi menjaga persatuan dan menjauh dari perpecahan.

Seperti halnya dalam masalah perayaan maulid ini, terus menerus berbeda pendapat. Namun pada momen maulid ini kita kembali kepada ”muhasabah cinta” kepada Rasulullah SAW. Menjadikan ajang perbaikan ‘gizi’ spiritual menambahkan keimanan dan kecintaan.

Advertisements

Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi SAW adalah sebagai upaya untuk mengenal keteladanan Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran Islam. Tercatat dalam sejarah kehidupan, bahwa nabi Muhammad SAW adalah pemimpin besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya.

Seperti di Aceh, perayaan maulid disebut khanduri molod. Khanduri melahirkan nilai positif, yaitu, ajang memperkuat silaturrahim dan untuk perbaikan gizi dengan menu khas yang ada pada musim maulid, dan ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Inti dari ihtifal maulid ini yaitu momen mengingat, mengatur kembali serta menata tentang kecintaan kita kepada Rasulullah SAW. Ini yang dimaksud sebagai ajang perbaikan ‘gizi’ spritual untuk lebih mencintai dan meneladani Rasulullah.

Terkadang selama ini kita terus berjalan, tanpa mau mengikuti amalan-amalan dan perkataan-perkataan Rasulullah. Dengan adanya momen semacam ini, satu hikmah paling besar, kita jadikan muhasabah cinta kita kepada Rasulullah SAW dengan meneladani dan menjalankan sunahnya.

Merajut Persaudaraan, Merawat Kebersamaan

Bagi yang membolehkan merayakan khanduri maulid, juga berbeda tata caranya sesuai dengan adat daerah masing-masing. Ada sebagian daerah khanduri di masjid dan di meunasah, masyarakatnya membawa bu kulah, dan ada juga masyarakat membawa nasi kotak.

Di samping para panitia mengundang desa tetangga, di sini juga sudah terbentuk silaturrahim antara satu gampong dengan gampong yang lainnya dan santunan anak yatim.

BACA JUGA: Hukum Muludan Menurut Pakar Hadits Ibnu Hajar Al-Asqalani

Kemudian di rumah-rumah mengundang sanak famili, tetangga dan shahib-shahibnya  untuk berkenan hadir dan menyantap sedikit hidangan dari tuan rumah. Ini tentu hal yang sangat positif untuk menyambung dan mengikat silaturrahim. Kadang saudara yang jauh pun merapat utuk memenuhi undangan.

Perlu diketahui bahwa khanduri molod itu sebagai wasilah atau cara saja, karena berbeda generasi tentu berbeda cara mengungkapkan cinta kepada Rasulullah SAW.

Namun, yang perlu diperhatikan, jangan sampai terjadi kemungkaran karena adanya acara-acara semacam ini. Misalnya, jangan sampai karena alasan menghadiri khanduri, seseorang malah meninggalkan shalat. Atau khanduri dijadikan ajang unjuk gengsi semata, dan hal-hal lain yang dilarang oleh syariah.

Kemungkaran yang mungkin terjadi tersebut, tentunya bertentangan dengan tujuan mulia dilaksanakannya khanduri. Hal ini perlu dihindari oleh mereka yang menyelenggarakan khanduri molod. 

Jadi, sebetulnya hakikat perayaan Maulid Nabi SAW itu merupakan bentuk pengungkapan rasa senang dan syukur atas diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini yang diwujudkan dengan cara mengumpulkan orang banyak, lalu diisi dengan pengajian keimanan dan keislaman, mengkaji sejarah dan akhlaq Nabi SAW untuk diteladani, kemudian di akhir acara dilanjutkan dengan makan-makan bersama.

Ada suatu hal yang membuat sebagian orang menjadi ragu-ragu untuk merayakan peringatan maulid ini, yaitu ketiadaan  perayaan semacam ini pada masa-masa awal Islam yang istimewa (alqurun al ula al mufadhalah).

Argumen ini, bukanlah alasan yang tepat untuk melarang perayaan itu, karena tidak ada seorang pun yang meragukan kecintaan mereka radhiyallahu ‘an hum terhadap Nabi SAW. Namun, kecintaan ini mempunyai cara dan bentuk pengungkapan yang bermacam-macam. Tentu saja bentuk pengungkapan rasa cinta kita kepada Rasulullah, berbeda dengan para sahabat kala itu.

Berbahagia dan bergembira dengan adanya Nabi Muhammad SAW merupakan ibadah, tapi cara pengungkapan kebahagiaan itu hanya merupakan washilah (sarana) yang diperbolehkan untuk dilakukan. Setiap orang dapat memilih  cara yang paling sesuai  dengan dirinya untuk mengungkapkan hal tersebut.

Di tengah pandemi ini, tetaplah mengikuti prosedur pelaksanaan kegiatan bersama seperti dianjurkan pemerintah, menerapkan protokol kesehatan, menjaga diri dan juga orang lain dari hal membahayakan. Kalau memang tidak memungkinkan  berkumpul  ramai-ramai seperti biasanya, gaungkan maulid secara virtual. Momentum maulid ini mengajarkan kita cara merawat cinta kepada Baginda Rasulullah SAW dan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Mari kita bersama-sama perbanyak shalawat kepada Rasulullah SAW, merajut persaudaraan dan menjaga kebersamaan. []

SUMBER: KEMENAG

Tags: cinta nabimaulidMuhasabahmuludan
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Mendengar Ayat Tentang Neraka, Panglima Perang Ini Menangis

Next Post

Bolehkah Muslimah pakai Make Up?

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

percaya diri, malaikat, Tipe Karyawan Teladan, Kuisioner Loyalitas Karyawan

Kuisioner Loyalitas Karyawan pada Tempat Kerja

10 Mei 2025
Hukum Memanjangkan Jenggot

Hukum Memanjangkan Jenggot

10 Mei 2025
pekerjaan rumah, anak, sukses

Anak Rajin Bantu Pekerjaan Rumah, Benarkah Lebih Sukses di Masa Depan?

9 Mei 2025
perawan

7 Penyebab Banyak Gadis Sudah Tidak Perawan di Zaman Sekarang

9 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Manfaat Tidur di Awal Malam, Bahaya Tidur Sore untuk Kesehatan, Penyebab Tidur Tidak Teratur, Ketindihan, Tidur di Awal Malam, Cara Mengatasi Insomnia

Cara Mengatasi Insomnia, Setengah Jam InsyaAllah Langsung Segera Tidur!

Oleh Haura Nurbani
10 Mei 2025
0

Makanan Pencegah Flu, Keistimewaan Buah-buahan di Surga, Buah-buahan, Buah-buahan

Buah-buahan yang Bagus untuk Dikonsumsi setelah Makan

Oleh Haura Nurbani
10 Mei 2025
0

percaya diri, malaikat, Tipe Karyawan Teladan, Kuisioner Loyalitas Karyawan

Kuisioner Loyalitas Karyawan pada Tempat Kerja

Oleh Saad Saefullah
10 Mei 2025
0

cemburu

Kenapa Banyak Suami Muslim Tak Punya Rasa Cemburu saat Ini?

Oleh Yudi
10 Mei 2025
0

bantal

Bahaya Sarung Bantal yang Jarang Dicuci: Ancaman Tersembunyi di Tempat Tidur

Oleh Yudi
10 Mei 2025
0

Terpopuler

7 Penyebab Banyak Gadis Sudah Tidak Perawan di Zaman Sekarang

Oleh Yudi
9 Mei 2025
0
perawan

Salah satu fenomena yang sering diperbincangkan adalah banyaknya gadis yang tidak lagi perawan sebelum menikah.

Lihat LebihDetails

Gravitasi Bumi Menurut Alquran dan Sains

Oleh Yudi
3 Oktober 2021
0
Penyakit Cinta Dunia, Gravitasi Bumi, Mengejar Dunia, peradaban

BUMI memiliki kemampuan untuk menarik suatu benda. Hal ini disebut dengan gaya gravitasi bumi. Dalam Kamus Fisika karya Rully Bramasti...

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Kenapa Kita Harus Paksakan Diri untuk Membaca Al-Quran

Oleh Haura Nurbani
9 Mei 2025
0
Cara Membentengi Diri, Janji Allah dalam Al-Quran, Sebab Al-Quran Diturunkan secara Bertahap,Tafsir. Qiroat, Hukum Muslim yang Tak Bisa Baca Al-Quran, Al-Quran

Berikut beberapa alasan kenapa kita perlu memaksakan diri untuk membaca Al-Qur’an.

Lihat LebihDetails

Daftar Pekerjaan Bergaji Tinggi yang Kini Sudah Punah

Oleh Haura Nurbani
7 Mei 2025
0
Daftar Pekerjaan Bergaji Tinggi

Berikut adalah daftar pekerjaan bergaji tinggi yang kini hilang atau hampir punah karena kemajuan teknologi, perubahan ekonomi, atau pergeseran gaya...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.