Oleh: Fauzi Andriansyah
RABIUL awal merupakan bulan yang bersejarah bagi umat Islam. Tepatnya tanggal 12 rabiul awal sebagian umat muslim merayakan perayaan maulid Nabi Muhammad SAW. Bagi masyarakat Indonesia perayaan maulid ini sudah tidak asing lagi dan sudah mengakar.
Salah seorang pencetus peringatan hari lahir atau maulid Nabi Muhammad SAW oleh umat Islam adalah seorang pejuang Islam ternama yaitu Salahuddin al-Ayyubi. Ia dipercaya sebagai panglima untuk memimpin kaum muslimin dalam perang salib. Saat itu, dengan kekuatan pasukan musuh yang sangat besar jumlahnya, ditambah lagi dengan rentang waktu perang yang cukup panjang dan sangat melelahkan. Sehingga kondisi ini membuat tentara Islam mulai kehabisan tenaga dan semangat untuk melakukan pertempuran yang semakin sengit.
Shalahuddin al-Ayyubi sangat gusar melihat kondisi pasukannnya yang mulai kehabisan semangat untuk melawan pasukan musuh. Namun, berkat jiwa kesatria dan ide cemerlang yang beliau miliki, Shalahuddin al-Ayyubi berinisiatif untuk berijtihad melakukan sebuah peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk me-refresh dan membakar semangat juang para tentara Islam yang sedang kalut saat itu.
BACA JUGA:Â Maulid Nabi, Lain Negara Lain Semarak
Shalahuddin al-Ayyubi memperingati maulid Nabi Muhammad SAW dengan cara menapaktilasi perjuangan Rasulullah SAW beserta para sahabatnya. Yang ketika itu sangat berat dan gigih, penuh rasa heroik dalam pertempuran di medan perang. Hanya demi menegakkan agama Islam yang berlandaskan keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah SWT.
Hingga saat ini, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW masih terus digelar umat Islam temasuk di Indonesia dengan gaya dan cara yang beranekaragam. Yang intinya menapaktilasi sekaligus memutar ulang sepak terjang perjuangan Rasulullah SAW. Sehingga, dengan begitu ada penyegaran kembali rasa rindu untuk selalu meneladani sekaligus mengikuti sunah Rasulullah SAW.
Kegigihan, kesabaran, dan keuletan Rasulullah SAW dalam perjalanan hidup dan dakwahnya menjadi entry point tersendiri. Sehingga menjadikan sosok Nabi Muhammad SAW sebagai panutan umat yang tidak tertandingi. Betapa tidak, sejak beliau dilahirkan di permukaan bumi, masa muda hingga dalam fase dakwah menyebarkan agama Islam di tanah Mekah dan sekitarnya.
Beliau sungguh mengalami berbagai cobaan, rintangan, dan hambatan yang bertubi-tubi. Rasa lapar, haus, caci maki, terluka, hingga nyawa sebagai taruhannya merupakan potret betapa beliau sosok pemimpin umat yang tegar. Semua rintangan tersebut beliau hadapi dengan ikhlas dan memakai cara bijak berdasarkan perintah Allah SWT.
Mengingat kembali kisah Rasulullah SAW melalui peringatan maulid Nabi Muhammad SAW diharapkan dapat menumbuhkan tekad yang kuat untuk menegakkan dan mewujudkan tujuan syariat Islam itu sendiri. Tekad yang bisa mengubah mayarakat Indonesia terkhusus umat Islam, baik rakyat jelata, orang-orang yang berpendidikan, hingga para pemimpin dari keterpurukan. Yang disebabkan oleh jauhnya umat Islam dari pedoman hidup yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
BACA JUGA:Â Maulid Nabi: Ekspresi Cinta
Sebagai seorang teladan yang tidak tertandingi, Rasulullah SAW bukan hanya sukses di bidang dakwah yang mengajak manusia dari penyembah makhluk menjadi penyembah tuhannya makhluk yaitu Allah SWT. Akan tetapi Beliau juga sukses di bidang muamalah yaitu hubungannya dengan manusia. Mulai dari ketika beliau menjadi pengusaha sukses yang cakupannya internasional, penyatu suku-suku yang sudah berapa dekade saling bermusuhan, pemimpin baik sebagai pemimpin negara maupun dalam peperangan, dan prestasi-prestasi lain yang telah beliau ukir pada masa hidupnya.
Sikap teladan ini yang harus dibangkitkan oleh umat Islam untuk menghindari keterpurukan-keterpurukan umat yang semakin memperihatinkan. Sekali lagi, hakikat peringatan maulid bukanlah sebuah pengkultusan Nabi Muhammad SAW, tetapi lebih untuk menyegarakan sekaligus untuk meluruskan perilaku manusia agar sesuai dengan tujuan syariat yang dibawa oleh Rasulullah SAW. []
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.