Yesha Avkira Nufus
Oleh: STEI SEBI
yeshaavkiranufus@gmail.com
PANDEMI Covid-19 yang melanda dunia sejak tahun 2019 memberikan dampak signifikan kepada banyak pihak. Dampak tersebut tidak hanya terkait tingkat kesehatan serta korban jiwa. Tetapi juga kerugian material yang disebabkan banyaknya usaha yang terpaksa harus gulung tikar karena lesunya perekonomian sehingga meningkatkan jumlah pengangguran baru.
Kebijakan pemerintah tentang pembatasan kegiatan masyarakat atau lockdown turut serta menambah sulitnya pergerakan ekonomi di lapangan. Hal tersebut mengingat banyaknya sektor-sektor riil dan UMKM yang terdampak karena tidak mungkin terlepas dari kontak fisik dan kegiatan langsung dalam menjalankan roda bisnisnya.
Peran Penting Perbankan Syariah: Resesi Akibat Covid
Pandemi Covid-19 memberikan tekanan pada perekonomian Indonesia yang berpengaruh pada resesi ekonomi mengakibatkan efek domino yang dimulai dari sektor kesehatan, dan menjalar pada permaslahan sosial dan sektor ekonomi hingga para pelaku usaha.
Maka dari itu, dis inilah diperlukan peran yang lebih dari sektor perbankan, khususnya bagi bank-bank syariah sebagai salah satu instrument ekonomi yang harus berperan dan berkontribusi lebih besar dalam mendukung pemerintah yang telah berjuang memulihkan perekonomian nasional. Perbankan syariah harus selalu siap menghadapi krisis dan menyokong pertumbuhan ekonomi.
Di tengah kondisi ekonomi yang menantang, Bank syariah masih dapat tumbuh dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan asset bank syariah pada tahun 2020 mencapai 13,11%, dan pada triwulan I 2021 berada pada 12,80%, jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan asset industri perbankan nasional yang hanya mencapai 7,12% di tahun 2020 dan 5,49% pada triwulan I 2021.
Peran Penting Perbankan Syariah: Masih Lebih Rendah Dibanding Negara Lain
Namun penetrasi bank syariah di Indonesia relatif rendah dibandingkan negara lain, yang hanya mencapai 6,41%. Hal tersebut karena lemahnya daya saing, jaringan yang terbatas serta literasi & inklusi keuangan syariah yang rendah.
Pada saat ini yang menjadi tantangan perbankan syariah adalah market share, permodalan, literasi keuangan, SDM dan produk & layanan. Sedangkan potensi bank syariah di Indonesia sangat besar sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia dan besarnya industry halal.
Potensi industri halal mencapai lebih kurang 4.200 triliun yang tersebar di sektor makanan, pakaian, wisata, farmasi dan kosmetik, media dan bisnis syariah.
Peran Penting Perbankan Syariah: Diharapkan Optimal
Dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi, peran bank syariah diharapkan semakin optimal untuk mendukung perkembangan industry halal. Dalam hal ini peran bank syariah berupa penghimpunan dana, pembiayaan UMKM, serta optimalisasi dana ZISWAF.
BACA JUGA:Â Perbankan Syariah Terus Berkembang di Eropa
BSI turut berperan dalam penyaluran PEN (pemulihan ekonomi nasional) dimana PEN PMK tahap 1 dengan penempatan dana 3.000 M dan target 6.000 M (leverage 2 kali), BSI mampu merealisasikan 8.594 M dengan jumlah debitur sebanyak 63.458.
Sedangkan pada tahap 2 dengan penempatan dana Rp. 3.000 M dengan target Rp. 4.500M, BSI merealisasikan Rp 2.119 M dengan jumlah debitur sebanyak 18.539. Selain itu BSI turut mendukung Gerakan Nasional Wakaf untuk mendukung pemerataan pembangunan dan pemulihan Ekonomi Nasional. []
OPINI merupakan kiriman dari pembaca Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim OPINI Anda ke: redaksi@islampos.com atau islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.