SETIAP dari kita akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah kita lakukan di dunia ini. Balasan tersebut berupa surga dan neraka. Bagi kita, hanya ada dua tempat kembali ketika di akhirat kelak. Apakah kita akan menjadi penghuni surga atau neraka.
Pada suatu hari terjadi percakapan antara penghuni surga dan neraka dijelaskan dalam friman-Nya,
“Dan berserulah penghuni surga kepada penghuni neraka, ‘Kami telah mendapati apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan kami dengan sebenarnya. Maka sudahkah kamu mendapati apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan kamu dengan sebenarnya?’ mereka menjawab, ‘Ya.’ Maka berserulah seorang di antara mereka bahwasanya laknat Allah diberikan kepada orang-orang yang zalim. Yaitu orang-orang yang memalingkan manusia dari jalan Allah, dan yang ingin supaya jalan itu bengkok. Sedang terhadap hari kiamat mereka tidak percaya,” (QS. Al-A’raaf : 44-45).
BACA JUGA:
Ibu Yang Melahirkan Umar Bin Abdul Aziz
Mbu, Bawa Boncabe Level 10 Yaa…
Dari ayat di atas terlihatlah bahwa penghuni surga berkata, “Kami telah mendapat apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan kami kepada kami, yaitu surga yang penuh dengan kenikmatan. Apakah kamu sudah mendapatkan apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan kamu, yaitu neraka yang penuh siksaan?” penghuni neraka menjawab, “Ya.”
Katika percakapan itu berlangsung, terdengarlah seruan malaikat atas perintah Allah, “Bahwa laknat Allah atas orang-orang yangzalim.” Menurut ahli tafsir, malaikat disuruh Allah untuk menyampaikan seruan itu untuk memeperingatkan bahwasanya siksaan yang diterima oleh penghuni neraka itu tidaklah karena Allah menganiaya hamba-Nya, melainkan kezaliman mereka sendiri yang menyebabkan mereka pantas menerima hukuman.
Hal itu tertulis dalam firman Allah, “Tidaklah akan dapat diganti-ganti kata putusan-Ku, dan sekali-kali Aku (Allah) tidak berbuat zalim kepada hamba-hamba-Ku,” (QS. Qaaf: 29).
Setelah menyampaikan seruan itu, malaikat mengingtakan penghuni neraka akan kezaliman yang telah mereka lakukan ketika hidup di dunia, yaitu memalingkan manusia di jalan Allah, ingin menjadikan jalan itu sepaya bengkok (sesat), dan tidak percaya pada akhirat. []
Sumber : Ayat-ayat Surga/ Ir. Hasan, M.T./Oase Mata Air Makna