SEMUA perkara gaib hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Namun, manusia terkadang ‘iseng’ untuk mengetahui hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari. Untuk itulah manusia membuat ramalan. Salah satunya adalah ramalan zodiak yang populer di antara kalangan muda.
Ramalan seperti itu biasa dilakukan oleh para astrolog dengan melihat letak dan konfigurasi bintang-bintang di langit. Misalnya, bila letak gugusan bintang Bima Sakti di arah A lalu kebetulan ada seorang bayi lahir tepat pada malam ketika bintang itu terbit, maka diramalkan bayi itu akan menjadi orang terkenal setelah besar nanti.
Dengan dasar ini, si peramal berani memerintah dan melarang ‘pasiennya’ untuk berbuat sesuatu. Bahkan ia sering menakut-nakutinya meskipun akhirnya memberi kabar gembira atau hiburan dengan kata-kata manis.
Bagi orang yang senang akan rubrik zodiak atau yang suka membaca buku-buku astrologi (ramalan-ramalan bohong), memang terkadang ramalan itu cocok dengan keadaan yang di alami. Namun yang menjadi permasalahan, darimana pikiran peramal itu mencuat? Bagaimana pandangan Islam terhadap masalah ini?
Sesungguhnya perkara-perkara ghaib hanya Allah SWT yang mengetahui. Dan ini adalah hak Allah semata, selain makhluk yang ia beritahukan tentangnya, seperti sebagian Malaikat dan para Rasul sebagai mukjizat.
Dalam hal ini, Allah SWT berfirman: “(Dia adalah Rabb) Yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seseorang pun tentang yang ghaib itu kecuali kepada Rasul yang diridlai-Nya. Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (Malaikat) di muka bumi dan di belakangnya. ” (QS. Al-Jin: 26-27).
Maka dari itu, siapa saja yang mengaku mengetahui perkara atau ilmu ghaib selain orang yang dikecualikan sebagaimana ayat di atas, maka ia bisa termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendustakan ayat Allah, bahkan termasuk perbuatan syirik yang tidak bisa diampuni dosanya.
Baik mengetahuinya dengan perantaraan membaca garis-garis tangan, di dalam gelas, perdukunan, sihir, dan ilmu perbintangan atau selain itu, percaya kepada ramalan bisa menjerumuskan seorang hamba pada kekafiran. Naudzubillah. []