Oleh: Mulyaningsih, S.Pt
Di dunia ini Allah ciptakan semua berpasangan. Ada siang dan malam, laki-laki dan perempuan, hitam dan putih begitupula yang lainnya. Semua itu diciptakan tentulah ada makna yang tersirat didalamnya. Saling melengkapi, menyempurnakan serta berbagi, itulah yang terbersit dalam pikiran kita. Sadarkan kita bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai karakter berbeda kemudian tabiat yang berbeda bahkan kekuatan.
Dunia Kuno Memandang Perempuan
Jika kita telusuri fakta sejarah yang terjadi pada kaum hawa ini. Dari semua negara di dunia, memandang bahwa yang namanya perempuan itu adalah sesuatu yang sangat hina. Sebut saja di Yunani, perempuan yang hidup ketika masa peradaban kuno selalu dilecehkan. Mereka diperlakukan layaknya seperti tahanan yang di sekap di istana. Hal ini bagi perempuan dari kalangan elite (kaya). Bisa dibayangkan bagaimana nasib perempuan kala itu ketika dia berasal dari kalangan orang biasa. Bisa jadi mereka jadi bulan-bulanan pelampiasan hawa nafsu dari kalangan pria serta menjadi komoditas untuk diperjualbelikan.
BACA JUGA: Wanita yang Membawa Kain Kafan
Di masa India kuno kedudukan perempuan hanya sebagai barang pelengkap bagi kaum pria. Kondisi ini tak jauh berbeda ketika masa Yunani kuno. Bahkan di India ini lebih parah, perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya maka haruslah melakukan tradisi sati, yaitu suatu adat kebiasaan yang harus dilakuakan oleh seorang janda dengan cara membunuh dirinya sendiri sebagai wujud pengabdiannya terhadap suaminya.
Tak jauh berbeda dengan masa Yunani dan India kuno. Di Arab sekalipun, bayi-bayi perempuan yang hidup pada masa jahiliyah selalu dibunuh atau dikubur hidup-hidup. Mereka menganggap bahwa perempuan ini adalah pembawa aib bagi keluarganya sehingga wajib untuk dimusnahkan. Tak jauh berbeda dengan di Eropa, mereka mengganggap bahwa perempuan terutama para janda, orang miskin, tabib perempuan dan kaum lansia dianggap sebagai tempat bersemayamnya roh jahat dan setan. Sehingga pada tahun 1481-1499 terjadilah pembakaran besar-besaran sebanyak 10.220 orang. (Siauw, Felix Y dan Tim Da’wah @Hijabalila, 2017)
BACA JUGA: Catatan Hati Wanita yang Menolak Berselingkuh
Pandangan Islam
Melihat fakta sejarah di atas maka kita dapat simpulkan bahwa hampir di seluruh negri pada masa kuno sangat membenci kaum perempuan. Di satu sisi mereka hanya diperas tenaganya serta dijadikan sebagai budak bagi tuannya. Sungguh perlakuan yang sungguh tidak manuasiwi. Diperparah lagi dengan adanya kejadian pembakaran massal yang diakibatkan sempitnya pandangan mereka terhadap perempuan. Tak ubahnya juga di zaman now, perempuan masih juga berstatus sama seperti zaman kuno.
Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Di dalam Islam ada aturan-aturan yang ditujukan kepada manusia untuk pedoman dalam kehidupan. Aturan itu sangat lengkap dan sempurna, mulai dari aturan yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dirinya dengan manusia yang lain serta dirinya dengan Robbnya (Pencipta). Begitupun halnya pada perempuan, dalam Islam ada aturan yang mengaturnya serta kedudukan baginya. Ketika Islam hadir di muka bumi maka seluruh perlakuan buruk pada perempuan terhapus secara sempurna. Termasuk segala macam perbudakan yang berlaku terhapuskan oleh Islam.
Perempuan dalam pandangan Islam begitu sangat dimuliakan, dihormati, dilindungi serta diayomi. Layaknya bak permata yang harus dijaga karena kilauannya yang begitu menggoda. Membuat mata-mata tak berkedip dan ingin meminangnya. Sebagaimana hadist yang berbunyi “Dunia itu perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah” (H.R Muslim).
Dari gambaran tersebut didapati bahwa perempuan yang sholihah-lah yang mampu mengalahkan semua perhiasan yang ada di dunia ini. Sungguh gambaran yang luar biasa bagi perempuan, karena memang dalam Islam pembanding baginya adalah perhiasaan. Yang namanya perhiasan pastilah semua orang, tak terkecuali ingin memiliki dan menggunakannya.
Kemuliaan perempuan menurut pandangan Islam adalah ia sebagai tonggak peradaban dunia. Hal ini disebabkan karena dari rahimnya para generasi-generasi penerus terlahir ke dunia ini. Ditambah lagi berkat didikan darinyalah generasi tersebut mampu mengarahkan kemana peradaban dunia akan dibawa. Islampun memandang perempuan adalah suatu nikmat Allah SWT yang begitu mulia,. Tentunya kemuliaan ini haruslah sejalan dengan ketaqwaannya kepada Allah. Barulah perempuan tersebut bisa dijuluki sebagai perempuan (wanita) sholihah.
Ketika seorang perempuan mengandung dan melahirkan anak, membesarkannya, mengurus keluarganya serta menaati suaminya maka pastilah kemuliaan itu akan didapatkan. Bahkan Allah memberikan pahala yang sama seperti jihad dimedan perang, kala sang ibu melahirkan anaknya kemudian ibu itu meninggal dunia. Ditambah lagi dengan posisi seorang ibu lebih dihormati dan didahulukan daripada ayah. Rasulullah SAW ketika ditanya siapa orang yang paling berhak untuk dihormati dan didahulukan, Rasulullah menjawab, “ibumu! Ibumu! Ibumu! Kemudian ayahmu”. Subhanallah begitu mulianya seorang wanita (perempuan) di mata Islam. Tak hanya itu, ada perkataan bahwa surga yang letaknya dibawah telapak kaki ibu. Tersirat makna bahwa keridhoan seorang ibu merupakan ridhonya Allah.
Hanya dengan Islam perempuan bisa hidup mulia, karena islam dengan seluruh perangkatnya akan mengatur hal tersebut. Hanya dengan penerapan sistem Islam secara kaffah yang mampu mengubah harkat dan martabat perempuan serta mampu menjadikannya berkilau bak mutiara yang memancarkan sinarnya ke segala penjuru. Wallahu A’lam.[]