DALAM kehidupan di dunia menuju akhirat ada aspek pahala dan dosa yang harus disiapkan oleh manusia. Dosa adalah poin negatif yang dimana balasannya adalah kehidupan yang buruk di akhirat, yaitu di neraka. Sedangkan pahala adalah poin positif yang balasannya adalah kehidupan yang baik di akhirat.
Pahala dan dosa dalam kehidupan manusia tentu tidak akan ada yang bisa mengetahui secara pasti jumlah dan kadarnya kecuali Allah saja beserta kekuasaannya. Adanya dosa-dosa dalam kehidupan manusia tentulah menjadi sebuah ujian yang harus dihadapi untuk menjalankan misi sebagaimana tujuan penciptaan manusia dan hakikat penciptaan manusia yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Dalam aspek dosa, ada dosa-dosa besar yang dapat merugikan manusia dan tentunya mendapatkan teguran besar pula dari Allah SWT. Berikut adalah tiga dosa besar dalam islam, hal ini sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadist,
“Dosa-dosa yang paling besar itu adalah) syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, dan persaksian palsu (perkataan dusta).” (HR. Bukhari dan Muslim)
BACA JUGA: Hapuslah Dosa-dosa Besarnya
1 Syirik
Di dalam islam, syirik adalah dosa yang paling besar dan paling berat. Bahkan dalam beberapa ayat disampaikan bahwa syirik tidak terampuni dosanya. Namun, dalam titik tertentu manusia bisa diampuni jika benar-benar taubatan nasuha dan dengan kesungguhan bertobat yang konsisten.
Berikut adalah penjelasan mengenai perbuatan syirik sebagai Dosa Besar dalam Islam :
Hal ini sebagaimana disampaikan dalam ayat Al-Quran,“Sesungguhnya kesyirikan merupakan kezhaliman yang besar.” (QS Luqman: 13)
Kezaliman artinya tidak menempatkan sesuatu secara benar dan sesuai dengan kedudukannya. Menempatkan segala sesuatu selain Allah untuk disembah tentu bukanlah hal yang benar. Untuk itu, jika ada makhluk atau benda yang dijadikan sebagai Illah oleh manusia tentu merusak kedudukan dan fungsi keillahan Allah bagi manusia.
“Dosa apa yang paling besar di sisi Allah? Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Engkau menjadikan tandingan bagi Allah (menyekutukan Allah) padahal Allah lah yang telah menciptakanmu.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Orang yang syirik juga tidak akan mungkin menjalankan perintah Allah secara benar dan kaffah (sempurna), karena perilakunya di duakan oleh Illah yang lain. Untuk itu, kesyirikan yang menduakan Allah telah membuat tandingan Yang Maha Sempurna Selain Allah.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia akan mengampuni dosa yang di bawah kesyirikan bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.” (QS An Nisa’: 48)
BACA JUGA: Awal dari Dosa Besar
Dalam ayat di atas ditunjukkan bahwa dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah kecuali memang Allah sudah menghendaki. Hal ini pun akan diampuni jika benar-benar melakukan taubatan nasuha dan tidak kembali lagi pada perilaku syirik.
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: jika kamu mempersekutukan (berbuat syirik) kepada Allah, niscaya akan terhapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Az Zumar: 65)
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Al Jannah, dan tempatnya adalah An Nar, tidaklah ada bagi orang-orang yang zhalim itu seorang penolongpun.” (QS Al Ma’idah: 72)
“Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan dia berdo’a (beribadah) kepada selain Allah (sebagai) tandingan / sekutu (bagi Allah), maka dia akan masuk ke dalam An Nar. (HR. Al Bukhari)
2 Durhaka Terhadap Orang Tua
Selain dari kesyirikan, menurut hadist yang sudah disampaikan di atas bahwa durhaka terhadap orang tua dan berbuat dusta adalah dosa besar. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam hadist dan Al-Quran yang disebutkan berikut ini yang juga merupakan bagian Dosa Besar dalam Islam :
“Dan beribadahlah kalian kepada Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua …” (QS An Nisa’: 36)
Kedua orang tua telah membesarkan kita dan memberikan separuh hidupnya untuk berjuang membuat anak-anaknya menjadi shaleh dan manusia yang sukses. Tentu dosa besar bagi mereka yang durhaka pada orang tua seperti itu.
3 Berbuat Dusta
“Beribadahlah kepada Allah satu-satunya dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, tinggalkan ajaran-ajaran nenek moyangmu (yang tidak baik), beliau juga memerintahkan kepada kami untuk shalat, jujur, menjaga diri dari perbuatan yang haram, dan menyambung tali silaturrahim.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Dalam hadist diatas tentunya menjadi dosa yang besar jika seorang berbuat dosa karena berbuat dusta adalah menutupi kebenaran, membiaskan realitas. Sedangkan, kebenaran dan objektifitas adalah awal dari sikap yang adil dan menghindari kezaliman. Perilaku dusta justru memicu perbuatan yang tidak adil dan zalim.
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (Hud: 114)
Perbuatan baik yang bisa dilakukan tentu saja sebagaimana telah Rasulullah contohkan dan berikan praktiknya. []