JIKA sudah benar-benar mengalami jalan buntu, sebagian orang kadang nekat bunuh diri. Pelaku bunuh diri beranggapan bunuh diri adalah solusi terbaik untuk mengakhiri penderitaan yang tengah dialami. Padahal bunuh diri adalah sikap pengecut yang bisanya hanya lari dari masalah.
Bahkan bunuh diri kerap dilakukan para selebritis sekaliber dunia sekali pun. Orang memilih bunuh diri karena banyak faktor, entah karena keadaan ekonomi, sosial, politik, depresi dan lain sebagainya. Lalu, bagaimana Islam memandang bunuh diri?
Hidup dan mati itu ada di tangan Allah SWT dan merupakan karunia dan wewenang Allah SWT. Maka Islam melarang orang melakukan pembunuhan, baik terhadap orang lain (kecuali dengan alasan yang dibenarkan oleh agama) maupun terhadap dirinya sendiri (bunuh diri) dengan alasan apapun.
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu,” (QS. an-Nisa: 29).
Apapun alasan dan caranya membunuh diri hukumnya adalah syirik. Sedangkan pelaku syirik tidak akan diampuni dosanya oleh Allah, bahkan kekal disiksa dalam api neraka. Bunuh diri dengan cara meminum racun, gantung diri, terjun bebas, melukai diri, atau dengan bom dan seterusnya adalah sama saja hukumnya.
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya,” (QS. an-Nisa: 116).
Islam tidak mengenal dan mengajarkan bunuh diri. Ajaran bunuh diri hanya dikenal dalam ajaran shinto dari Jepang yang dilakukan para samurai yang gagal melaksanakan misinya (harakiri), juga oleh tentara Jepang saat melawan musuhnya dengan jibaku (menabrakkan pesawat tempur ke kapal musuh). Dalam agama shinto diajarkan bahwa pelaku bunuh diri demi membela keyakinan akan masuk nirwana (surga).
Rasulullah SAW menerangkan begitu mengerikannya pelaku yang melakukan bunuh diri di akhirat kelak.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu akan ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di neraka, untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya,” (HR. Muslim).
Karena itu, sebagai umat Muslim yang memiliki pedoman hidup yakni al-Qur’an dan hadits, haruslah bisa mengendalikan diri agar tidak melakukan perbuatan keji seperti bunuh diri. Apabila depresi dalam mengahadapi masalah dunia ini melanda, maka yakinkan diri bahwa Allah selalu ada bersama kita.
Seorang Muslim harus yakin bahwa segala masalah yang dihadapi merupakan ujian dari Allah. Dan Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. []