NABI Muhammad ﷺ mendapat berbagai macam perintah dari Allah. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Surah Al Muddatsitsr (74) ayat 1-7:
يٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙ (1) قُمْ فَاَنْذِرْۖ (2) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْۖ (3) وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْۖ (4) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْۖ (5) وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُۖ (6) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْۗ (7)
Wahai orang yang berselimut (Nabi Muhammad), (1) bangunlah, lalu berilah peringatan! (2) Tuhanmu, agungkanlah! (3) Pakaianmu, bersihkanlah! (4) Segala (perbuatan) yang keji, tinggalkanlah! (5) Janganlah memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak! (6) Karena Tuhanmu, bersabarlah! (7)
Perintah Allah kepada Nabi Muhammad: Tujuan Perintah
Pada hakikatnya, ayat-ayat tersebut mempunyai tujuan yang jauh, berpengaruh kuat, dan nyata yang dapat diperinci sebagai berikut:
Pertama, tujuan pemberian peringatan agar siapa pun yang menyalahi keridhaan Allah di dunia ini diberi peringatan tentang akibatnya yang pedih di kemudian hari, dan yang pasti akan mendatangkan kegelisahan dan ketakutan di dalam hatinya.
BACA JUGA: Nasab dan Keluarga Inti Nabi Muhammad ﷺ
Kedua, tujuan mengagungkan Rabb agar siapa pun yang menyombongkan diri di dunia tidak dibiarkan begitu saja melainkan kekuatannya akan dipunahkan dan keadaannya dibalik total. Dengan demikian, tidak ada kebesaran yang menyisa di dunia selain kebesaran Allah.
Ketiga, tujuan membersihkan pakaian dan meninggalkan perbuatan dosa agar kebersihan lahir dan batin benar-benar tercapai. Begitu pula dalam membersihkan jiwa dari segala noda dan kotoran bisa mencapai titik kesempurnaan agar jiwa manusia berada di bawah lindungan rahmat Allah, penjagaan, pemeliharaan, hidayah, dan cahaya-Nya. Dengan demikian, dia menjadi sosok paling ideal di tengah masyarakat manusia sehingga mengundang pesona semua hati dan decak kekaguman.
Keempat, tujuan larangan me.ngharap yang lebih banyak daripada apa yang diberikan agar seseorang tidak menganggap perbuatan dan usahanya sesuatu yang besar lagi hebat. Selain itu, agar dia senantiasa berbuat dan berbuat lebih banyak berusaha dan berkorban lalu melupakannya. Bahkan, dengan perasaannya di hadapan Allah, dia tidak merasa telah berbuat dan berkorban.
Kelima, dalam ayat yang terakhir terdapat isyarat tentang gangguan. Siksaan, ejekan, dan olok-olok yang bakal dilancarkan orang-orang yang menentang, dan bahkan mereka akan berusaha membunuh beliau dan membunuh para sahabat serta menekan setiap orang yang beriman di sekitar beliau. Allah memerintahkan agar beliau bersabar dalam menghadapi semua itu, dengan modal kekuatan dan ketabahan hati, bukan dengan tujuan untuk kepentingan pribadi melainkan karena keridaan Allah semata.
Perintah Allah kepada Nabi Muhammad: Sederhananya
Allahu Akbar! Alangkah sederhananya perintah-perintah ini jika dilihat secara sepintas lalu. Alangkah lembut sentuhannya. Namun, betapa besar dan berat pengamalannya, alangkah besar pengaruh guncangannya terhadap seisi alam, dan membiarkan sebagian berbenturan dengan sebagian yang lain.
BACA JUGA: Perihal Keistimewaan Nama Nabi Muhammad ﷺ
Ayat-ayat tersebut pun mengandung materi-materi dakwah dan tabligh. Pemberian peringatan itu sendiri biasanya mengundang berbagai reaksi yang kurang menyenangkan bagi pelakunya. Apalagi semua orang sudah tahu bahwa dunia ini tidak mau tahu apa yang dilakukan manusia dan tidak akan memberi balasan macam apa pun terhadap apa pun yang mereka kerjakan.
Pemberian peringatan menuntut kedatangan suatu hari di luar hari-hari di dunia, yang pada saat itu akan ada pembalasan. Hari itu adalah Hari Kiamat atau Hari Pembalasan. Hal ini mengharuskan adanya suatu kehidupan lain yang berbeda dengan kehidupan yang dijalani manusia di dunia.[]
SUMBER: SIRAH RASULULLAH | PUSAT STUDI QURAN