SETELAH sebelumnya umat Muslim merasa bingung, apa yang harus dilakukan agar dapat pergi ke Masjid tepat pada waktunya. Setelah berdiskusi akhirnya diberlakukanlah azan. Umat Muslim menyambutnya dengan gembira. Pasalnya, mereka dapat melaksanakan shalat berjamaah tepat waktu. Karena azan merupakan panggilan serta pengingat telah masuknya waktu shalat.
Namun, setiap kali azan dilantunkan, mereka tetap bercanda dan melakukan berbagai kegiatan dan kesibukan sesuka mereka di dalam Masjid Nabawi, Madinah. Akibatnya, suasana pun riuh rendah dengan berbagai ulah, canda, dan kegiatan mereka. Mereka tidak memedulikan azan yang sedang dilantunkan.
BACA JUGA: Kapan Pertama Kali Azan Dikumandangkan?
Melihat hal yang demikian, Rasulullah SAW pun merasa gundah dan gerah karena masjid terasa bagaikan pasar. Maka, suatu saat beliau pun mengumpulkan kaum Muslim yang berada di masjid tersebut Setelah mereka berkumpul, beberapa saat kemudian beliau bersabda, “Wahai para Sahabatku, apabila kalian mendengar seorang muazin sedang melantunkan azan, ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muazin. Setelah itu, bacalah shalawat kepadaku. Sesungguhnya, barang siapa membaca shalawat untukku satu kali, Allah mengaruniainya sepuluh shalawat Lantas, mohonkanlah kepada Allah wasilah untukku. Wasilah adalah kedudukan di surga yang hanya kayak diberikan kepada hamba Allah, dan aku berharap menjadi hamba Allah itu. Barang siapa memohonkan wasilah kepada Allah untukku, dia berhak mendapatkan syafaat.”
BACA JUGA: Orang yang Azan Wajib Iqamah?
Selepas mendengarkan pernyataan Rasulullah SAW tersebut, suasana Masjid Nabawi pun menjadi tenang dan syahdu setiap kali azan dilantunkan. []
Sumber: Pesona Ibadah Nabi/ Penulis: Ahmad Rofi’ Usmani/ Penerbit: Mizan/ September, 2015