ADA beberapa perjalanan setelah kematian yang akan dialami oleh seorang manusia.
1. Perjalanan Setelah Kematian: Alam Barzakh (Alam Kubur)
Alam kubur merupakan tempat persinggahan pertama setelah kematian (tempat transit) sebelum datangnya kiamat.
Didalam alam kubur inilah manusia sudah bisa mengetahui dimana akan tinggal di akhirat kelak, apakah di surga atau di neraka. Setelah manusia memasuki alam kubur, ia akan ditanya oleh 2 malaikat yang bernama Munkar dan Nangkir. Malaikat itu menanyakan tentang siapa Tuhan si Mayit, apa agamanya, apa kitab yang menjadi pedomannya dan siapa nabinya?
Simayit akan menjawab pertanyaan 2 malaikat tersebut sesuai dengan amaliyahnya di dunia, yaitu siapa yang menjadi tuhannya dalam pengamalannya ketika hidup di dunia.
Apa agamanya ketika hidup di dunia, apa kitab yang menjadi pedomannya ketika hidup di dunia, dan siapa nabi yang ia ikuti ketika di dunia.
Semua pertanyaan itu akan dijawab sesuai dengan pengamalannya ketika hidup d dunia. Sehingga tidak bisa direkayasa.
Dan jika ia lulus dari pertanyaan 2 malaikat tadi, maka ia akan diistirahatkan di taman surga untuk menunggu kiamat. Namun jika ia gagal dari 2 malaikat tadi, maka ia akan ditempatkan di terasnya neraka sampai hari kiamat.
2. Perjalanan Setelah Kematian: Hari Kebangkitan
Ketika malaikat israfil meniupkan sangkakala yang pertama, maka semua makhluk akan binasa. Kemudian ia meniupkan untuk yang kedua kalinya, sehingga semua makhluk (termasuk ahli kubur) akan hidup kembali tanpa terkecuali.
Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dikumpulkan menuju Allah Ta’ala dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3349 dan Muslim, no. 2860, dari sahabat ‘Abdullah ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma).
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya, “Apakah laki-laki dan wanita saling melihat satu sama lain?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
“Keadaannya jauh lebih berat dari sekedar melihat satu sama lain.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 5102).
BACA JUGA: Sifat Penyayang, Kunci Akhlak Mulia
3. Perjalanan Setelah Kematian: Penggiringan Ke Padang Mahsyar
Setelah semua makhluk dibangkitkan tanpa terkecuali, termasuk dari golongan jin, manusia dan hewan. Padang Mahsyar adalah tempat datar yang sangat luas.
Di tempat ini semua makhluk dari bumi dan langit lapisan ketujuh dikumpulkan untuk diadili. Semuanya berkumpul dalam keadaan berdesak-desakan.
Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan berjalan, dan (ada juga yang) berkendaraan, serta (ada juga yang) diseret di atas wajah-wajah kalian.”(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan beliau mengatakan, “Hadits hasan.” )
Dan pada hari ini beberapa golongan manusia akan mendapatkan naungan Allah. (Ada 7 golongan)(1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.
4. Perjalanan Setelah Kematian: Yaumul Mizan (Hari Penimbangan Amal Baik dan Amal Buruk)
Setelah semua makhluk terkumpul dalam padang mahsyar.
Tibalah saatnya untuk memperlihatkan buku catatan amal dari jin dan manusia.
Amal mereka akan ditimbang dan dihitung, mana yang lebih banyak, amal baik atau amal buruk.
“Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawipun, pasti Kami akan mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya’: 47)
5. Perjalanan Setelah Kematian: Yaumul Hisab
Setelah menerima buku catatan, para jin dan manusia akan menjalani penghitungan amalnya.
Semua amal kebaikan sekecil apapun akan mendapat balasannya. Dan sebaliknya, semua amal kejelekan sekecil apapun juga akan mendapat balasannya.
“Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.” [QS. Al-Ghashiyah ayat 25-26]
6. Perjalanan Setelah Kematian: Melintasi Jembatan yang Lurus (Shirot)
Setelah melalui proses hisab. Semua manusia akan melewati jembatan atau yang biasa disebut dengan Shirot.
Di hari akhirat ada Shirâth (tetapi istilahnya bukan shirâthal mustaqîm, karena shirâthal mustaqîm maksudnya adalah Dînul Islam), menurut yang dijelaskan oleh banyak Ulama dalam kitab-kitab aqidah sebagai jembatan yang dibentangkan di atas api nereka, yang lebih tajam dari mata pedang dan lebih halus dari rambut, sebagaimana dijelaskan oleh salah seorang shahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Abu Sa’id al-Khudriy.[1] :
(Abu Sa’id Radhiyallahu anhu mengatakan) Aku diberitahu bahwa jembatan itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari mata pedang
Jembatan akan dilewati oleh setiap insan setelah pengadilan di padang mahsyar.
Ketika menjelaskan keadaan orang-orang yang akan melewati shirât, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
‘Orang pertama diantara kalian akan melewatinya dengan secepat kilat,’ Aku berkata, “Demi bapak dan ibuku !Apakah yang secepat kilat itu ? Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Tidakkah kalian dia lewat dan kembali lagi dalam waktu, kemudian ada secepat tiupan angin, ada yang seperti (terbangnya) burung dan ada yang seperti larinya lelaki tangguh. Mereka dibawa oleh amal perbuatan mereka. Pada hari itu, nabi kalian Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di atas shirât sambil berdo’a : Wahai Rabb, Selamatkanlah ! Selamatkanlah ! [HR. al-Bukhari dan Muslim]
Dalam melintasi jembatan ini, proses hisab yang sebelumnya dijalani sangat menentukan nasib manusia.
7. Perjalanan Setelah Kematian: Surga
Orang-orang sholih yang berhasil melewati shirot atau jembatan. Ia akan ditempatkan di surga atas rahmat Allah. Semua orang muslim kelak akan ditempatkan di surga meskipun ia memiliki dosa.
Hanya saja sebeum ia ditempatkan disurga akan ditempatkan lebih dulu di neraka untuk membersihkan dosa-dosanya.
8. Perjalanan Setelah Kematian: Pintu Surga
Di surga ada delapan pintu, diantaranya ada pintu yang disebut dengan ar-Rayyan. Tidak ada yang bisa memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa” (HR. Bukhari no. 3257).
BACA JUGA: Mengapa Allah Tidak Memberikan Kemudahan Ibadah? Ini 4 Sebabnya
Siapa yang berinfaq sedikit saja untuk dua kendaraan di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: wahai hamba Allah ini adalah hasil kebaikanmu! Jika ia ahli shalat, maka akan dipanggil dari babus shalah (pintu shalat), jika ia ahli jihad maka akan dipanggil dari babul jihad (pintu jihad), jika ia ahli sedekah maka akan dipanggil dari babus shadaqah (pintu sedekah), jika ia ahli puasa maka akan dipanggil dari pintu puasa atau babur rayyan (pintu ar Rayyan)” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no.1027).
Di dalam hadits disebutkan 4 pintu surga … kemudian orang yang melaksanakan rukun-rukun haji ia akan mendapatkan pintu khusus, tanpa keraguan. Tersisa 3 pintu lagi, diantaranya babul kazhiminal ghaizha wal ‘afina ‘anin naas (pintu menahan marah dan memaafkan manusia) … diantaranya juga babul ayman (pintu kanan) yaitu pintu yang dimasuki orang-orang yang sempurna tawakalnya sehingga masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab. Adapun yang ketiga, bisa jadi adalah babudz dzikri (pintu dzikir). Karena terdapat hadits riwayat Tirmidzi yang mengisyaratkan hal itu. Atau bisa jadi adalah babul ilmi (pintu ilmu)” (Fathul Baari, 7/34).
“Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Jika engkau mau menyia-nyiakannya, silakan. Atau jika engkau mau menjaganya, silakan” (HR. Tirmidzi no.1900, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, no. 914). []