• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 11 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sirah

Perjanjian Hudaibiyah dan Kasus Abu Jandal  

Oleh Dini Koswarini
1 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Perjanjian Hudaibiyah
0
BAGIKAN

PERJANJIAN Hudaibiyah salah satunya dimulai dengan Utsman bin Affan diutus oleh Rasulullah ﷺ untuk bertemu dengan kaum Quraisy dan melakukan perundingan. Pada prosesnya, Utsman terlampau lama ditahan oleh kaum Quraisy sehingga muncul kabar bahwa Utsman telah dibunuh. Kabar ini kemudian mendorong peristiwa baiat untuk Utsman yang dikenal dengan Baiat Ridwan.

Pengukuhan Perjanjian dan Butir-Butirnya

Quraisy menyadari posisinya yang cukup rawan. Karena itu, mereka segera mengutus Suhail bin Amr untuk mengadakan perundingan.

Mereka menegaskan kepadanya agar di antara isi perjanjian itu menyebutkan bahwa Muhammad harus pulang ke Madinah pada tahun ini agar bangsa Arab tidak membicarakan orang-orang Quraisy bahwa beliau berhasil masuk ke sana lewat jalan kekerasan.

Suhail bin Amr menemui beliau. Saat melihat kehadirannya, beliau bersabda, “Dia telah memudahkan urusan kalian. Setiap kali orang-orang Quraisy menghendaki perjanjian, mereka pasti mengutus orang ini.”

ArtikelTerkait

Inilah Kisah Perang Badar antara Kaum Muslim dan Kaum Quraisy

Kejahatan-kejahatan Musailamah Al-Kadzdzab, Apa Saja?

Sering Tidak Dianggap, Padahal Inilah Jasa-jasa Besar Muawiyah bin Abi Sufyan untuk Islam

Kenapa pada Saat Nabi Muhammad ﷺ Lahir Disebut Tahun Gajah?

BACA JUGA:  Perjanjian Hudaibiyah: Kekecewaan Kaum Muslimin dan Dialog Umar bin Khattab dengan Rasulullah

Suhail pun tiba lalu berunding panjang lebar. Akhirnya, kedua belah pihak menyepakati beberapa butir perjanjian, yaitu:

Rasulullah harus pulang pada tahun ini dan tidak boleh memasuki Mekkah kecuali tahun depan bersama kaum Muslimin. Mereka diberi jangka waktu selama tiga hari berada di Mekkah dan hanya boleh membawa senjata yang biasa dibawa musafir, yaitu pedang yang disarungkan. Sementara pihak Quraisy tidak boleh menghalangi dengan cara apa pun.

Bahira,amalan bulan syaban, Fakta Nabi Adam, Syuraih, Yahudi, Rasulullah, Nabi Isa, Perjanjian Hudaibiyah
Foto: Pinterest

Gencatan senjata di antara kedua belah pihak selama sepuluh tahun sehingga semua orang merasa aman dan tiap-tiap pihak tidak boleh memerangi pihak lain.

Barang siapa yang ingin bergabung dengan pihak Muhammad dan perjanjiannya, dia boleh melakukannya, dan siapa yang ingin bergabung dengan pihak Quraisy dan perjanjiannya, dia boleh melakukannya. Kabilah mana pun yang bergabung dengan salah satu pihak, maka kabilah itu menjadi bagian dari pihak tersebut.

Dengan demikian, penyerangan yang ditujukan kepada kabilah tertentu dianggap sebagai penyerangan terhadap pihak yang bersangkutan dengannya.

Siapa pun orang Quraisy yang melarikan diri ke pihak Muhammad tanpa izin walinya, dia harus dikembalikan kepada pihak Quraisy. Dan siapa pun dari pihak Muhammad yang melarikan diri ke pihak Quraisy, dia tidak boleh dikembalikan kepada pihak Muhammad.

BACA JUGA: Nasib Orang Lemah Pasca Perjanjian Hudaibiyah

Advertisements

Kemudian, beliau memanggil Ali bin Abu Thalib agar menulis isi perjanjian ini. Beliau mendiktekan kepada Ali, “Bismillahirrahmanirrahim.”

Suhail menyela, “Tentang Ar-Rahman, demi Allah, aku tidak tahu siapa dia. Karena itu, tulislah: ‘Bismika Allahumma.’”

Nabi ﷺ pun memerintahkan Ali bin Abu Thalib untuk menulis seperti itu. Kemudian, beliau mendiktekan lagi, “Ini adalah perjanjian yang ditetapkan Muhammad, utusan Allah.”

Suhail menyela, “Kalau kami mengakui bahwa engkau adalah utusan Allah, tentunya kami tidak akan menghalangimu untuk memasuki Masjidil Haram, tidak pula memerangimu. Tetapi, tulislah: ‘Muhammad bin Abdullah.’”

Beliau bersabda, “Bagaimana pun juga aku adalah utusan Allah sekalipun kalian mendustakanku.” Lalu, beliau memerintahkan Ali bin Abu Thalib agar menulis seperti usulan Suhail dan menghapus kata utusan Allah yang terlanjur ditulis. Namun, Ali menolak untuk menghapusnya. Akhirnya, beliau yang menghapus tulisan itu dengan tangan beliau sendiri.

Begitulah, akhirnya butir-butir perjanjian itu selesai ditulis. Setelah perjanjian sudah dikukuhkan, Bani Khuza’ah bergabung ke pihak Rasulullah. Sebelumnya, mereka adalah sekutu Bani Hasyim sejak zaman Abdul Muththalib. Bergabungnya mereka ke pihak beliau ini merupakan kelanjutan dari persekutuan yang telah lalu. Sementara Bani Bakar bergabung ke pihak Quraisy.

Kasus Abu Jandal

Pada saat penulisan isi perjanjian telah berlaku, tiba-tiba muncul Abu Jandal bin Suhail yang berjalan tertatih-tatih karena kedua kakinya terbelenggu. Dia meloloskan diri dari Mekkah hingga tiba di tempat kaum Muslimin. Suhail berkata, “Ini adalah orang pertama yang kutuntut agar engkau mengembalikannya.”

Beliau menjawab, “Kami tidak akan melanggar isi perjanjian ini sampai kapan pun.” “Demi Allah, kalau begitu aku tidak akan menuntutmu karena sesuatu pun,” jawab Suhail puas.

“Kalau begitu berilah dia jaminan perlindungan karena aku,” pinta beliau.

Perjanjian Hudaibiyah
Foto: Freepik

“Aku tidak akan memberinya jaminan perlindungan karena dirimu.”

“Lakukanlah,” pinta beliau lagi.

“Aku tidak akan melakukannya,” jawab Suhail.

BACA JUGA: Isi Perjanjian Hudaibiyah

Suhail memukul Abu Jandal, anaknya sendiri yang telah masuk Islam, dan mencengkeram kerah bajunya lalu menyeretnya untuk dikembalikan kepada kaum Quraisy. Abu Jandal berteriak dengan suara keras, “Wahai semua orang Muslim, apakah aku akan dikembalikan kepada orang-orang musyrik yang akan mengujiku karena agamaku ini?”

Rasulullah ﷺ bersabda, “Wahai Abu Jandal, bersabarlah dan tabahlah karena Allah akan memberikan jalan keluar kepadamu dan orang-orang lemah yang kini bersamamu. Kami sudah mengukuhkan perjanjian antara kami dan mereka. Kami telah membuat persetujuan dengan mereka atas demikian ini, dan mereka pun sudah memberikan sumpah atas nama Allah kepada kami, maka kami tidak akan melanggarnya.”

Tiba-tiba, Umar bin Al-Khaththab melompat ke samping Abu Jandal, seraya berkata, “Bersabarlah, wahai Abu Jandal. Mereka hanyalah orang- orang musyrik. Darah mereka tak ubahnya darah anjing.” Kemudian, dia menyodorkan gagang pedang kepada Abu Jandal, sambil berkomentar, “Aku berharap dia mengambil pedang itu dan membabatkannya ke tubuh ayahnya.” Umar terus mendorongnya untuk melawan ayahnya.[]

SUMBER: PUSAT STUDI QURAN

Tags: Kasus Abu JandalPerjanjian Hudaibiyah
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Telat Segalanya Gara-gara Terbiasa Telat Shalat!

Next Post

Selayaknya Babi

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Terkait Posts

Nabi Musa, Qabil dan Habil, Nabi Adam, Akhir Zaman, Perang Badar

Inilah Kisah Perang Badar antara Kaum Muslim dan Kaum Quraisy

8 Mei 2025
Musailamah Al-Kadzdzab

Kejahatan-kejahatan Musailamah Al-Kadzdzab, Apa Saja?

16 April 2025
Damaskus

Sering Tidak Dianggap, Padahal Inilah Jasa-jasa Besar Muawiyah bin Abi Sufyan untuk Islam

3 April 2025
Raja Abrahah, Tahun Gajah

Kenapa pada Saat Nabi Muhammad ﷺ Lahir Disebut Tahun Gajah?

1 April 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Yahudi

Perang Khandak dan Badai Al-Aqsa, Pecah Kongsinya Yahudi

Oleh Saad Saefullah
11 Mei 2025
0

Penghina Nabi, Orang yang Murtad, Hati

Mengapa Hati Menjadi Keras?

Oleh Saad Saefullah
10 Mei 2025
0

Manfaat Tidur di Awal Malam, Bahaya Tidur Sore untuk Kesehatan, Penyebab Tidur Tidak Teratur, Ketindihan, Tidur di Awal Malam, Cara Mengatasi Insomnia

Cara Mengatasi Insomnia, Setengah Jam InsyaAllah Langsung Segera Tidur!

Oleh Haura Nurbani
10 Mei 2025
0

Makanan Pencegah Flu, Keistimewaan Buah-buahan di Surga, Buah-buahan, Buah-buahan

Buah-buahan yang Bagus untuk Dikonsumsi setelah Makan

Oleh Haura Nurbani
10 Mei 2025
0

percaya diri, malaikat, Tipe Karyawan Teladan, Kuisioner Loyalitas Karyawan

Kuisioner Loyalitas Karyawan pada Tempat Kerja

Oleh Saad Saefullah
10 Mei 2025
0

Terpopuler

7 Penyebab Banyak Gadis Sudah Tidak Perawan di Zaman Sekarang

Oleh Yudi
9 Mei 2025
0
perawan

Salah satu fenomena yang sering diperbincangkan adalah banyaknya gadis yang tidak lagi perawan sebelum menikah.

Lihat LebihDetails

Saat Kita Tidur, Ruh Pergi Kemana?

Oleh Eva F Hasan
2 Juni 2024
1
Zikir Menjelang Tidur, Penghambat Rezeki, Malaikat yang Mendatangi Orang Sakit, Penyakit Akibat Tidur Pagi Hari, Tidur di Waktu Pagi, Hal tentang Mimpi Buruk, Mimpi dalam Islam

Jika dikatakan mati sementara, lantas kemanakah perginya ruh manusia saat tidur?

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Daftar Pekerjaan Bergaji Tinggi yang Kini Sudah Punah

Oleh Haura Nurbani
7 Mei 2025
0
Daftar Pekerjaan Bergaji Tinggi

Berikut adalah daftar pekerjaan bergaji tinggi yang kini hilang atau hampir punah karena kemajuan teknologi, perubahan ekonomi, atau pergeseran gaya...

Lihat LebihDetails

Bahaya Sarung Bantal yang Jarang Dicuci: Ancaman Tersembunyi di Tempat Tidur

Oleh Yudi
10 Mei 2025
0
bantal

Tidur di atas sarung bantal kotor bisa membuat rambut lebih mudah berminyak, kusam, dan bahkan rontok karena gesekan dan kontaminasi.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.