TIDAK ada manusia suci. Semua orang pasti pernah melakukan dosa dan khilaf. Karenanya mutlak bagi kita selaku Muslim untuk selalu bertaubat dan gemar beramal shalih agar jiwa kita senantiasa bersih dan suci dari dosa.
BACA JUGA: 5 Perkara sebelum 5 Perkara yang Harus Diingat Sepanjang Hayat
Selain itu, kita perlu menjaga diri dari setiap perbuatan maksiat dan keburukan sekecil apa pun. Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri ra. mengatakan: “Empat perkara yang jika ada pada diri seseorang niscaya Allah Subhanahu wa Taala akan menjaganya dari setan dan mengharamkannya dari api neraka, yaitu siapa saja yang bisa menguasai diri tatkala didera oleh keinginan, rasa takut, nafsu syahwat, dan kemarahan.”
1 Keinginan
Keinginan terhadap sesuatu ialah kecenderungan jiwa kepadanya dengan sebab meyakini kemanfaatannya. Sehingga jika seseorang tengah berkeinginan terhadap sesuatu niscaya akan terbawa untuk berusaha mendapatkannya dengan berbagai cara yang dia yakini akan bisa menyampaikannya.
Terkadang mayoritas cara-cara tersebut adalah cara-cara yang diharamkan, atau bisa jadi sesuatu yang dia ingini itu sendiri merupakan perkara yang haram.
Keinginan yang tidak terkendali bisa menjadi ancaman serius bagi kehidupan manusia. Hal tersebut bisa menjadi tuan dan manusia sebagai budaknya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Celaka dan kecewa hamba dinar, dirham, perhiasan, permadani dan pakaian. Jika diberi diam dan jika tidak diberi ia tidak rela.” (HR. Bukhari)
Keinginan yang menggebu dapat pula menipiskan rasa malu. Kepekaan sosial pun tidak ada artinya bagi kaum hedonis. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan kita terhadap bencana yang akan ditimbulkan. Beliau bersabda, “Tidaklah dua ekor serigala lapar yang dilepas pada kerumunan hewan ternak lebih merusak dari kerusakan pada agama seseorang akibat bernafsunya ia terhadap harta dan kehormatan.” (HR. Tirmidzi).
2 Rasa takut
Sedangkan (definisi) takut adalah kekhawatiran terhadap sesuatu. Rasa takut itu wajar dimiliki oleh setiap manusia. Tapi, akan berdampak buruk bagi dirinya, jika rasa takut itu terus dipendam. Hingga, kesuksesan yang seharusnya menghampiri menjadi tertunda akibat rasa takut yang menyebabkan kita sulit melangkah untuk lebih baik.
Apabila seseorang merasa takut terhadap sesuatu niscaya akan melakukan sebab-sebab (faktor-faktor) yang akan menolaknya dengan berbagai cara/jalan yang diyakini akan dapat menolaknya. Adakala kebanyakan dari jalan-jalan tersebut adalah perkara-perkara yang diharamkan.
Namun adapula rasa takut yang sebaiknya dipelihara oleh seorang Muslim, yaitu rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Taala.
Rasulullah bersabda sebagaimana diriwayatkan dari Tuhannya bahwa Dia berfirman,” Demi kemuliaan dan kebesaran-Ku, Aku tidak mengumpulkan dua rasa takut dan dua rasa aman pada hamba-Ku. Jika dia takut kepada-Ku di dunia, maka Aku beri dia rasa aman di akhirat. Dan jika dia merasa aman dari-Ku di dunia, maka aku beri dia rasa takut di akhirat,” (HR Ibnu Hibban).
3 Nafsu syahwat
Setiap manusia tentu memiliki nafsu untuk menginginkan sesuatu. Hal itu adalah perkara normal baginya. Baik itu menginginkan makan, minum, mempunyai pakaian, memiliki harta, bahkan memenuhi keinginan syahwat. Namun ada hal terburuk dari nafsu yang dimiliki oleh manusia ialah nafsu syahwat.
Syahwat adalah kecondongan jiwa pada hal-hal yang mencocokinya di mana jiwa itu merasakan kelezatan/kenyamanan dengannya. Mayoritasnya, jiwa itu cenderung kepada keharaman-keharaman seperti zina, mencuri, minum khamr, condong kepada kekafiran, sihir, kemunafikan, dan kebid’ahan-kebid’ahan.
Nafsu syahwat bisa menjerumuskan seseorang pada lubang kemaksiatan, khususnya perbuatan zina. Bahkan, yang sudah menikah pun tak bisa dipastikan dapat terhindar darinya. Karena setan, selalu datang menggoda, agar seorang suami tertarik pada wanita lain, selain istrinya.
4 Kemarahan
Kemarahan ialah mendidihnya darah di qalbu guna mencegah hal-hal yang menyakitinya tatkala mengkhawatirkan bakal terjadinya suatu peristiwa, atau dalam upaya membalas dendam kepada pihak yang telah menyakitinya sesudah terjadinya peristiwa tersebut. Sehingga muncullah dari semua itu tindakan-tindakan yang haram, seperti pembunuhan, pemukulan, berbagai bentuk kezaliman dan permusuhan.
Muncul pula dari kemarahan berbagai macam ucapan keji yang bisa saja naik ke derajat kekafiran sebagaimana yang terjadi pada diri Jabalah bin Al-Aiham yang memutuskan murtad hingga akhir hayatnya hanya karena marah kain ihramnya terinjak orang fakir dan menolak untuk dihukum oleh Umar bin Khattab.
Demikian pula sumpah-sumpah yang tidak diperbolehkan secara syariat dan atau sampai mengucapkan kalimat talak (cerai) kepada istri yang kemudian berakhir dengan penyesalan. []