Oleh: Yulyati, byultwosan88@gmail.com
Wahai saudariku, bukan aku tak sayang dan tega tidak menghutangkan lagi kepadamu. Sungguh aku pun sama sepertimu sedang dalam kesulitan. Demi malam yang berganti siang tetaplah tabah dan percaya pasti ada jalan keluar yang Allah berikan. ”Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.” (Al-Insyirah: 5)
Wahai saudariku mendekatlah lebih dekat pada yang Maha Penyayang, dialah yang Maha Menyempitkan dan Maha Melapangkan dan berharaplah hanya kepada-Nya.
Wahai saudariku, janganlah engkau merutuki jalan hidupmu dan mengumbar keluhan. Sesungguhnya masalahmu tidak begitu besar dari masalah saudarimu. Setiap orang mempunyai masalah masing-masing yang terasa berat bila dirasa berat, terasa ringan bila dirasa ringan. Beban seperti memenuhi rongga dada sehingga sesak nafas, beban yang memberatkan punggungmu itu percayalah akan Allah hilangkan pabila engkau percaya.
Wahai saudariku, sungguh hendaklah tidak membiasakan diri untuk berhutang. Berhutang dibolehkan, akan tetapi lebih baik dihindari saja. Hutang sama saja menumpuk beban di hidupmu. Siang malam teringat terus, tidur pun menjadi gelisah dan tak nyenyak.
Wahai saudariku, jangan pernah meremehkan perkara hutang. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, dari Nabi Shallahu’alaihi wa sallam beliau bersabda:
“Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung dengan sebab utangnya sampai hutangnya dilunasi,” (HR. Ahmad).
Wahai saudariku, berfikirlah terlebih dahulu sebelum berhutang. Pabila sudah terlanjur dan ingin terbebas dari lilitan hutang bacalah doa yang diajarkan Nabi:
“Ya Allah… sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari duka dan sedih, dan aku berlindung pada-Mu dari sifat lemah dan malas, dan aku berlindung pada-Mu dari rasa takut dan kikir, dan aku berlindung pada-Mu dari penguasaan orang dan lilitan hutang.“
Wahai saudariku, semoga Allah menolongmu, menolong kita terbebas dari lilitan hutang. []