KALIMAT yang kokoh dan abadi adalah yang akarnya menghujam ke bumi dan pohonnya menjulang ke angkasa menyentuh langit. Ia mengetarkan, menunjukan, dan menguatkan keyakinan.
La Ilaha Ilallah Wa Asyhadu Anna Muhammad Rasulullah. Inilah kalimat tauhid yang bakal menyelamatkan kehidupan dunia akhirat.
Retorika bahasa yang baik, kata-kata yang tersusun rapi, dan ungkapan yang memesona, tak bakal membawa banyak pengaruh bila tidak didasari keikhlasan yang berpangkal pada kalimat tauhid.
Jadi, kunci perkataan itu harus berpondasi pada niat ibadah dan berpokok tauhid. Retorika keagungan itu di antarnya:
Qaulan Kariiman atau perkataan yang mulia. Lisan bisa menjunjung kemuliaan dan menjatuhkan pada kehinaan. Perkataan yang mulia selayaknya menghiasi gerak bibir kita dalam keseharian, pada siapa saja, pada sesama manusia, terutama ayah bunda yang membesarkan kita.
BACA JUGA: Hati-hati, Terlalu Banyak Bicara Bikin Rusak Kesehatan Jiwa
“Maka jangan katakan pada mereka ‘AH,’ jangan bentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka berdua perkataan yang mulia.” (QS Al Israa: 23)
Qaulan Maysuuran atau perkataan yang mudah dan pantas. Orang bijak itu bisa menyederhanakan yang menjelimet, memudahkan yang susah, dan mengurai yang rumit dipahami. Kalau bisa dipermudah mengapa harus dibuat susah, dan sampaikanlah seruan dakwah dengan pantas melalui sopan santun.
“..Maka ucapkanlah kepada mereka ucapan perkataan yang pantas.” (QS Al-Israa: 28)
Qaulan Sadiidan atau perkataan yang benar. Perkataan yang jujur, tulus, dan menuntun pada kebenaran. Tidak berbohong, khianat atau menipu.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (QS Al Ahzab: 70)
Qaulan Tsaqilan atau perkataan yang berat dan berbobot. Ada dali, referensi, dan sumber yang benar dalam menyampaikan sesuatu. Ini kalimat dakwah untuk menyeru manusia mengenal Rabbnya.
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.” (QS Al Muzammil: 5)
Qaulan Baligha atau perkataan yang sampai dan membekas. Pada orang munafik yang jika bicara ia berbohong, jika berjanji ia tidak menepati, dan jika diberi amanah ia khianat.
.
“..Dan katakanlah kepada mereka perkataan yang sampai lagi membekas.” (QS An Nisa: 63)
.
Qaulan Ma’rufan atau perkataan yang dikenal. Tidak menggunjing, meremehkan, menyakiti, menebar berita palsu, memanas-manasi orang, memancing perhatian, dan segala jenis perkataan yang mengundang orang untuk melakukan keburukan.
“Janganlah kalian tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. Dan katakanlah perkataan yang ma’ruf.” (QS Al Ahzab: 32)
BACA JUGA: Unta yang Berbicara di Depan Rasulullah
Qaulan Layinan atau perkataan yang lembut. Lembut tapi tegas, tetap memegang prinsip dalam kebenaran. Saat mengingatkan, menyeru, atau menasihati mereka yang ingkar pada Allah SWT.
“Maka katakanlah olehmu berdua kepadanya (Fir’aun) perkataan yang lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS Thahaa: 44)
Qaulan Tsabit atau perkataan yang konsisten. Selaiknya seorang mukmin istiqamah dalam kebaikan, kebenaran, dan memegang prinsip. Di antara rahasia kesusksesan adalah keberanian, keikhlasan, dan konsisten dalam kebenaran.
.
“Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang tsabit itu dalam kehidupan dunia dan akhirat.” (QS Ibrahim: 27). []