Oleh: Intan Naillul Farich
Mahasiswi Program Studi Ekonomi Islam, Universitas Darussalam Gontor
Seorang ulama masyhur, Imam Ahmad, pernah berkata bahwa ada dua perkataan yang dapat memberikan banyak manfaat kala kita sedang diuji.
Perkataan pertama yaitu beliau dapatkan ketika beliau pernah dicambuk karena membela sunnah.
Ada seseorang yang dihukum cambuk karena melanggar ketentuan pada masanya yakni meminum minuman keras. Seseorang tersebut berkata kepada Imam Ahmad, “Wahai Ahmad, kuatkanlah hatimu, engkau dicambuk karena membela sunnah, sedangkan aku dicambuk karena aku minum minuman keras. Tapi aku sabar (menerimanya).”
Kuatkanlah hati kala sedang ditimpa cobaan. Sesungguhnya, ketika sedang mendapat ujian merupakan suatu pertanda bahwa jiwa dan raga sedang dalam kondisi dirindukan oleh sang pencipta.
Sebagian dari kita hanya dapat mengeluh dan meluapkan rasa pada manusia. Ketika kita mendapat cobaan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang harus dilakukan adalah dengan cara mendekatkan diri kepadaNya.
Luapkan segala masalah kepadaNya dan jangan biarkan orang lain mengetahui apa yang terjadi pada hidup kita. Perbaiki diri dengan cara bermuhasabah dengan apa yang biasa kita perbuat namun belum sadar akan perbuatan tersebut.
Selanjutnya bersabarlah dengan segalanya dan kembalikan semua kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena sesungguhnya semua ujian datangnya dari Allah, maka Allah juga yang akan mencabut ujian tersebut.
Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah itu adalah benar dan sekali-kali jangan orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu
Kemudian perkataan kedua adalah perkataan seorang Arab Badui kepada Imam Ahmad —saat Imam Ahmad dijebloskan ke dalam tahanan dan kedua tangannya diborgol–, “Ahmad, bersabarlah, sebab jika engkau dibunuh di sini, maka engkau akan masuk surga dari sini pula.”
Tidak ada yang dapat mengetahui kapan kematian menghampiri. Ingatlah bahwa kematian akan datang begitu saja tanpa mengucapkan kata permisi. Tatkala kita tertimpa cobaan lantas kita hanya sibuk meratapi keadaan yang terjadi, kemudian kematian datang menghamipiri, tentulah kita termasuk orang yang merugi.
Bangunlah dari keterpurukan, bersabarlah, mendekatlah, dan ikhlaskan dengan segala kemungkinan yang terjadi kepadaNya. Jika kita dapat mengamalkan hal tersebut kemudian kematian datang, terdapat kemungkinan bahwa kita dapat menjadi penghuni surga melalui jalan tersebut.
Rabb menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari-Nya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh dengan kesenangan yang kekal. []