KETIKA dakwah Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam semakin meluas, orang-orang Quraisy semakin menggencarkan teror kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam dan terhadap orang-orang yang masuk mengikutinya. Mereka memobilisasi orang-orang bodoh untuk mendustakan, mengusik dan menuduh beliau sebagai penyair, penyihir, dukun, dan mereka sukai seperti menghina agama mereka, meninggalkan berhala-berhala mereka, dan tidak mengikuti kekafiran mereka.
Ibnu Ishaq menuturkan: Yahya bin Urwah bin Zubair bercerita kepadaku dari ayahnya, Urwah bin Zubair dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash. Urwah bin Zubair berkata bahwa aku pernah bertanya kepada Abdullah bin Amr, “Berapa kali engkau melihat orang-orang Quraisy meneror Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam?”
Abdullah bin Amr menjawab, “Suatu waktu, aku bertemu tokoh-tokoh Quraisy di Hijr. Mereka membicarakan sepak terjang Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam.
BACA JUGA: Kisah Empat Orang Quraisy yang Mencari Agama
Abdullah bin Amr kemudian menceritakan:
Mereka (orang-orang Quraisy) berkata, “Sebelumnya, kami tidak pernah bisa bersabar terhadap sebuah persoalan sesabar menghadapi laki-laki ini (Rasulullah). Ia membatilkan mimpi-mimpi kita, mengata-ngatai para leluhur dan mencaci maki agama kita, memecah belah persatuan kita serta menghina Tuhan-tuhan kita.
Ketika mereka asyik berdiskusi, tiba-tiba Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam muncul di depan mereka lalu melakukan thawaf di Ka’bah. Ketika beliau berjalan melintasi mereka, mereka berbisik menghina beliau. Rasulullah melanjutkan langkahnya dan ketika beliau melewati mereka untuk kedua kalinya, mereka melakukan penghinaan sebagaimana sebelumnya.
Pada saat Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam berjalan melewati mereka untuk ketiga kalinya, dan mereka menghina beliau seperti sebelumnya, beliau berhenti kemudian berkata kepada mereka, “Wahai orang-orang Quraisy, demi Allah, apakah kalian tidak tahu bahwa aku datang untuk membinasakan kalian?
Perkataan Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam itu amat menusuk hati orang-orang Quraisy, hingga salah seorang dari mereka terdiam bagaikan patung. Setelah mendengar ucapan tersebut mereka berusaha menenangkan beliau dan berpura-pura meminta maaf dengan kata-kata yang sebaik mungkin. Salah seorang dari mereka berkata, “Tinggalkan kami wahai Abu Al-Qasim. Demi Allah, engkau bukan orang bodoh.”
Kemudian Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam meninggalkan tempat itu. Esok harinya, kembali orang-orang Quraisy mengadakan pertemuan di Hijr. Sebagian di antara mereka berkata kepada sebagian yang lain, “Apakah kalian masih ingat kejadian kemarin di tempat ini? Sayangnya, ketika ia muncul di tengah kalian dengan memperlihatkan apa yang kalian benci, kalian membiarkannya?”
Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam muncul lagi ke tengah-tengah mereka. Mereka lalu melompat ke arah Rasulullah dan mengitari beliau sambi berkata, “Engkaukah orangnya yang mengatakan ini dan itu?”
Karena sebelum ini, beliau menghina sesembahan dan agama mereka dikarenakan olok-olok mereka terhadap Allah ‘Azza wa Jalla. Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Benar, akulah yang mengatakan semua itu”.
Abdullah bin Amr lalu melihat seorang dari mereka memegang baju Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam.”
Tiba-tiba, sahabat beliau, Abu Bakar melewati mereka.
Abu Bakar lalu berkata, “Apakah kalian akan membunuh seseorang hanya karena ia mengatakan Tuhanku hanyalah Allah?”
Lalu merekapun bubar seketika. Itulah gangguan terberat yang pernah dilakukan orang-orang Quraisy terhadap Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam yang pernah aku saksikan.
BACA JUGA: Hikmah Peristiwa Pemboikotan Quraisy terhadap Kaum Muslim
Ibnu Ishaq berkata: Sebagian orang dari keluarga besar Ummu Kaltsum, putri Abu Bakar berkata bahwa Ummu Kaltsum berkata kepadaku: “Saat Abu Bakar pulang ke rumah. Orang-orang Quraisy menarik jenggot Abu Bakar hingga membuat rambutnya berantakan. Abu Bakar memang memiliki rambut yang tebal.”
Ibnu Hisyam berkata: Sebagian pakar berkata kepadaku bahwa cobaan paling berat yang dialami Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam dari orang-orang Quraisy adalah bahwa pada suatu hari beliau keluar rumah lalu semua orang mendustakannya dan mempermainkannya. Rasulullah Shallalahu alaihi wasallam kemudian pulang ke rumahnya dan mengenakan selimut karena sedih atas apa yang menimpa dirinya. Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ
قُمْ فَأَنْذِرْ
Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! (QS.Al-Muddatstsir: 1-2). []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media