PALESTINA—Perlawanan kelompok pejuang Palestina terhadap Israel telah menewaskan 15 warga Palestina dan puluhan lainnya cedera selama pekan kedua November 2018. Para pejuang terus memberikan perlawanan meski harus ditembus peluru tajam, peluru karet dan gas air mata dalam sejumlah bentrokan dengan tentara Israel di Tepi Barat dan Gaza.
Sementara itu, dari pihak Israel tiga tentaranya tewas dan 80 lain ya luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis, setelah perlawanan melessakan sejumlah roketnya ke wilayah perbatasan Gaza.
BACA JUGA: Iran: Kelompok Perlawanan Palestina Menang Lawan Rezim Israel
Laporan pekanan menyebutkan, pekan kemarin terjadi 110 kali bentrokan di berbagai tempat di sejumlah kota Palestina. Tiga aksi penembakan dan dua operasi penikaman di Tepi Barat.
Dalam kaitan ini, Ketua gerakan perlawanan Islam, Hamas di Gaza, Yahya Sinwar mengomentari bentrokan senjata dan serangan ke sejumlah kota yang diduduki zionis, merupakan respon perlawanan bersama untuk menegaskan bahwa “Kami tak akan menjual darah para syuhada.”
Pada Ahad (11/11/2018) lalu, tujuh pejuang al Qassam gugur dalam bentrokan dengan sejumlah tentara Israel yang menerobos masuk ke Khanyunis, salah satu perwira Israel tewas dan seorang lainnya luka parah.
Sinwar menunjukan senjata yang berhasil dirampas brigade al Qassam dari pasukan khusus Israel di Khanyunis Timur.
Dalam acara penghormatan terhadap para syuhada, salah satu pimpinan brigade al Qassam di batalion Khanyunis, Sinwar menyerahkan sepucuk senjata dan mengatakan bahwa al Qassam mendapatkan senjata itu saat bentrokan dengan satuan khusus Israel pada Ahad lalu di Khanyunis. Brigade al Qassam memiliki dokumentasi serangan yang menewaskan perwira zionis saat dievakuasi.
BACA JUGA: Laporan PCHR: 141 Warga Sipil Palestina Terluka Akibat Serangan Israel di Gaza
Pemimpin Hamas ini menyampaikan pesan kepada PM Israel Benyamin Netanyahu dan menteri perangnya (pasca pengunduran diri Avigdor Libermen) bahwa Gaza akan “Mengantarkan kematian kepada kalian.”
Untuk pertama kalinya dalam sejarah perjuangan bangsa Palestina, 13 sayap militer bekerja dalam satu ruangan kordinasi dalam satu barisan bersama.
Ruang kordinasi faksi-faksi perlawanan merupakan protitipe militer pembebasan dan contoh kerja bersama yang bisa menjadi fondasi perlawanan ke depan. []
SUMBER: PIC