NABI datang ke rumah Abu Bakar dan berkata kepadanya, “Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan izin kepadaku untuk berhijrah.”
Abu Bakar berkata, “Bolehkah saya menemani, ya Rasul?”
Nabi menjawab, “Boleh.”
BACA JUGA: Peran Kaum Muhajirin Dalam Masa Hijrah
Abu Bakar menangis karena sangat gembira. Abu Bakar mengambil dua unta yang memang sudah ia siapkan untuk perjalanan ini. Ia juga telah menyewa Abdullah Uraiqizh sebagai petunjuk jalan.
Nabi memerintahkan Ali untuk tinggal di Makkah guna mengembalikan barang-barang titipan orang lain yang ada pada Nabi. Karena pada kenyataannya orang-orang Makkah yang memiliki harta berharga menitipkannya kepada Nabi, karena mereka mengetahui kejujuruan Nabi.
Nabi dan Abu Bakar keluar dari kota Makkah dengan sembunyi-sembunyi. Abu Bakar menugaskan anaknya yang bernama Abdullah bin Abu Bakar untuk melaporkan kepada mereka perkembangan apa yang terjadi di kota Makkah, dan menugaskan pembantunya bernama Amir bin Fuhairah untuk menggembalakan kambing-kambingnya pada siang hari. Sedangkan Asma binti Abu Bakar bertugas mengantarkan makanan kepada mereka berdua.
Nabi dan Abu Bakar menuju goa Tsur. Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan apakah goa itu layak untuk dijadikan tempat tinggalnya sementara atau berbahaya.
Setelah keduanya masuk ke dalam goa, Allah mengutus laba-laba untuk membuat sarang di pintu goa sehingga menutupi pandangan dari luar. Allah SWT juga mengutus dua burung dara untuk membuat sarang dan bertelur di pintu goa.
Orang kafir Quraisy terus berupaya mencari jejak Nabi. Ketika mereka sampai di mulut goa Tsur, mereka hampir saja memasukinya. Akan tetapi ketika melihat sarang laba-laba dan sarang burung dara, mereka pun tidak jadi masuk.
Mereka berkata, “Seandainya Muhammad masuk ke dalam goa ini, pasti tidak akan ada sarang laba-laba di pintunya.”
BACA JUGA: Abu Bakar Membawa Seluruh Harta ketika Hijrah Bersama Rasulullah
Manakala Abu Bakar dan Nabi berada di dalam goa Tsur, tepatnya ketika Abu Bakar mendengarkan suara orang-orang kafir Quraisy di depan goa.
Ia berkata kepada Nabi, “Ya Rasulullah, seandainya salah seorang dari mereka mengangkat kakinya, pasti ia akan melihat kita berdua.”
Nabi menjawab, “Apa yang kamu maksud dengan kita berdua. Kita ini bertiga dengan Allah.” []
Sumber: Sirah Nabawiyah Untuk Remaja/ Penulis: Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadawi/ Penerbit: Robbami Press Jakarta, 2001