MANUSIA diciptakan dengan sempurna. Mereka dianugrahi akal dan hati yang menjadikannya berbeda dengan makhluk yang lainnya. Sesungguhnya kondisi hati setiap orang akan berbeda. Akan ada hati yang mengeras seperti batu atau lebih keras lagi dari itu. Sehingga ia juah dari Allah, dari rahmat dan ketaatan kepada-Nya. Hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras, yang tidak mempan ketika diingatkan dan diberi petuah.
Ada pula hati yang lembut, khusyuk dan tunduk kepada penciptanya, memahami dan mendekat kepada-Nya. Dekat pada rahmat dan ketaatan kepada-Nya. Sehingga pemilik membawa hati yang baik, penuh kasih sayang dan senantiasa muncul kebaikan dari dirinya.
Sesungguhnya keras dan lembutnya hati disebabkan oleh beberapa hal yang dilakuakan oleh seorang hamba. Di antara penyebab paling besar yang membuat hati menjadi lembut adalah membaca al-Quran dan mendengarkannya. Allah berfriman,
“Seseungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS. Qaf: 37)
Allah juga berfirman,
“Maka beri peringatanlah dengan al-Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku.” (QS. Qaf: 45)
Jelaslah bahwa hati kita akan lembut apabila kita lebih banyak membaca dan mendengarkan al-Quran. ketika hati kita mulai mengeras dan tak dapat menerima nasihat, maka sudah seharusnya kita pertanyakan dalam diri kita, bagaimana hubungan kita dengan al-Quran?
Allah telah berfirman,
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.” (Az-Zumar: 23). []
SUMBER: HIMPUNAN KHOTBAH JUM’AT LENGKAP/DR.SHALIH AL-FAUZAN/UMMUL QURA