Oleh: Siti Masliah
STEI SEBI Depok
imas.alwardaini15@gmail.com
ADA sebagian orang yang beranggapan bahwa curhat itu tidak perlu dilakukan karena privasi seseorang. Ada juga yang beranggapan bahwa curhat itu hanya membuang waktu dan tidak menyelesaikan masalah.
Mengutarakan suatu gundahan hati atau problematika kepada seseorang yang kita kenal baik secara kepribadian dan agamanya merupakan salah satu perbuatan yang baik, hal ini telah dicontohkan oleh nabi kita Muhammad SAW ketika permulaan menerima wahyu.
Surat Al Alaq ayat 1-5 merupakan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian Nabi Muhammad pulang dan menemui istrinya yaitu Khadijah dan berkata “selimuti, selimutilah aku”.
Kemudian Khadijah pun menyelimuti Rasalullah sampai perasaan takut yang dialami beliau pun mereda. Kemudia Rasullah memberitahukan kepada Khadijah apa yang terjadi ketika penurunan wahyu.
BACA JUGA: Bagaimana Sikapi Mertua yang Suka Curhat ke Tetangga saat Tak Diberi Uang?
Beliau berkata, “Aku takut kejadian itu membahayakan diriku”.
Khadijah pun berkata (meredamkan ketakutan apa yang dirasakan rosulullah), “Sungguh tidak, sesungguhnya Allah tidak akan membuatmu sengsara selamanya, karena engkau selalu menyambung silahturahmi…”
Khadijah pun mengajak Rasulullah kepada Waraqah bin Naufal (anak dari paman Khadijah) beliau merupakan seseorang yang pandai agama Nasrani dan Khadijah pun berkata kepadanya: “Wahai anak paman, dengarkanlah apa yang terjadi dengan anak saudaramu.”
Waraqah bin Naufal berkata: “Apa yang terjadi denganmu wahai anak dari saudaraku?”
Rosulullah pun menceritakan apa yang terjadi kepada dirinya dan ketika telah selesai Rosulullah menceritakan kejadian yang terjadi.
Waraqah pun menasihatinya. “Ini adalah tanda kenabian yang diturunkan kepada Nabi Musa aduhai diriku seorang pemuda dan diriku masih hidup ketika kaummu mengeluarkanmu dari Tanak kelahiranmu..” Ddiriwayatkan oleh al-Bukhari melalui jalan Aisyah Radhiyallahu Anha: secara ringkas]
Dari apa yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW dalam kisahnya ketika menerima wahyu, maka kita dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Jika seseorang mengalami suatu masalah atau sesuatu yang penting maka janganlah ia sembunyikan, alangkah baiknya jika kita memberi tau kepada orang yang telah kita percayai untuk meminta nasihat dalam suatu urusan.
Karena jika kita dapat memberitahu kepada orang lain dapat memberikan ketenangan untuk diri kita dan penghibur dari suatu masalah yang kita alami
2. Mintalah nasihat kepada seseorang yang terpercaya kepribadiaanya dan agamanya
3. Disukai oleh seorang pendengar atau orang yang mendengarkan curhatan kita untuk menenangkan seseorang yang sedang mengalami suatu masalah
Curhat atau curhatan hati adalah dimana seseorang ingin menceritakan sesuatu kepada orang lain yang dianggap dekat dan terpercaya, dan biasanya masalah yang diceritakan adalah masalah personal baik itu tentang pekerjaan, keluarga, masa depan dan lain sebagainya yang bertujuan untuk mencari solusi atau nasihat-nasihat baik yang dapat menyelesaikan suatu masalah yang kita hadapi.
BACA JUGA: Allah, Sebaik-baiknya Tempat Kita Curhat
Setiap orang memiliki masalah masing-masing. Ada yang terbiasa bercerita kepada orang-orang yang dianggap baik dan ada juga yang tidak mau untuk membagi cerita kepada orang lain.
Perlu kita ketahui bahwa manfaat untuk membagi cerita atau curhat kepada orang lain sangatlah berpengaruh kepada kesehatan secara keseluruhan.
Seperti mengurangi beban hidup, ketika kita curhat mengeluarkan isi hati dan perasaan emosional yang kita alami itu akan membantu kita untuk menjadi lebih baik. Percaya diri terhadap suatu masalah yang kita alami.
Maka dari itu, curhat adalah suatu perbuatan baik yang telah dicontohkan Rasulullah ketika menerima wahyu. Ketika kita mempunyai masalah ceritakanlah kepada orang lain agar kita mendapatkan solusi atau jalan keluar dari masalah yang sedang kita alami. []
Sumber: Kitab Fikih Sirah karya Dr Syaikh Zaid Abdulkarim al-aid