PERNAH ada seorang anak laki-laki yang suka makan yang manis-manis. Dia selalu meminta manisan dari ayahnya.
Sementara ayahnya sendiri adalah orang miskin. Dia tidak selalu bisa membeli permen untuk putranya. Namun, anak lelakinya tidak memahami hal ini, dan menuntut permen sepanjang waktu.
Ayah anak laki-laki itu berpikir keras tentang bagaimana menghentikan anak itu meminta begitu banyak permen. Dia akhirnya teringat kepada seorang ulama yang tinggal di dekat tempat tinggalnya.
BACA JUGA:Â Bagaimana Jika Permen Karet Tertelan Anak Kecil?
Ayah anak laki-laki itu pun punya ide. Dia memutuskan untuk membawa anaknya ke lelaki hebat yang mungkin bisa membujuk bocah itu untuk berhenti meminta permen sepanjang waktu.
Anak laki-laki dan ayahnya pun pergi ke tempat ulama tersebut.
Sang ayah berkata “Wahai orang suci yang agung, dapatkah kamu meminta anakku untuk berhenti meminta permen yang tidak mampu kubeli?”
Tatkala mendengar permintaan tersebut, orang hebat itu merasa dirinya mendapatkan kesulitan. Sebab, dia sendiri suka makan yang manis-manis. Bagaimana dia bisa meminta bocah itu berhenti meminta permen?
Dia akhirnya menyuruh ayah anak itu untuk membawa putranya kembali setelah satu bulan.
Selama sebulan itu, sang ulama berupaya berhenti makan permen, hingga ketika anak laki-laki dan ayahnya kembali setelah sebulan, dia mampu berkata kepada anak laki-laki itu, “Anakku, maukah kamu berhenti meminta permen yang ayahmu tidak mampu berikan kepadamu?”
Ajaib, sejak saat itu, bocah itu berhenti meminta permen.
Ayah anak laki-laki itu pun bertanya kepada sang ulama, “Mengapa kamu tidak meminta anakku untuk berhenti meminta permen ketika kami datang kepadamu sebulan yang lalu?”
BACA JUGA:Â Permen Marshmallow
Dia menjawab, “Bagaimana aku bisa meminta seorang anak laki-laki untuk berhenti makan yang manis-manis ketika aku sendiri menyukai yang manis-manis. Bulan lalu aku berusaha berhenti makan yang manis-manis.”
Jadi, teladan seseorang jauh lebih kuat daripada hanya kata-katanya. Itulah yang diperlihatkan dari tindakan sang ulama tadi.
Ketika kita meminta seseorang untuk melakukan sesuatu, kita juga harus melakukannya sendiri. Demikian juga, kita seharusnya tidak meminta orang lain untuk melakukan apa yang tidak kita lakukan sendiri. []
SUMBER: ISLAMCAN