ANAS bin Malik menuturkan, “Aku pernah menjadi pelayan Rasulullah selama sepuluh tahun. Selama itu beliau sama sekali tidak pernah mengatakan ‘hus’ kepadaku. Beliau juga tidak pernah membentakku terhadap sesuatu yang kukerjakan (dengan ucapan, ‘Mengapa engkau kerjakan begini!’ tidak pula terhadap sesuatu yang tidak kukerjakan (dengan ucapan), ‘Mengapa tidak engkau kerjakan?’” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Bukan dalam hitungan hari atau bulan, akan tetapi sepuluh tahun selama Anas menjadi pelayan bagi Rasulullah. Jangka waktu yang tidak sebentar. Yang dipenuhi dengan suka duka, tangis dan tawa. Penuh dengan emosi jiwa dan juga pasang surut kehidupan. Beliau sama sekali tidak pernah kasar kepada budak dan pelayan-pelayannya. Justru sebaliknya, beliau senantiasa memerhatikan keperluan dan kebutuhannya. Beliau memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan-kebaikannya, bahkan lebih. Beliau membuat bahagia perasaan pelayannya, menutupi kebutuhan mereka beserta keluarga serta mendoakan mereka.
BACA JUGA: Rasulullah Sebut Raja Persia Ini akan Dibunuh Anaknya
Anas mengungkapkan, “Ibuku pernah berkata, ‘Wahai Rasulullah, anak ini akan menjadi pelayanmu, doakanlah ia.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian berdoa, ‘Ya Allah, anugerahkan padanya harta dan keturunan yang banyak dan berkahilah rezeki yang Engkau curahkan padanya’.”
Beliau sama sekali tidak pernah berlaku aniaya dan kasar kecuali dalam jihad di jalan Allah. Sebagaimana penuturan Ummul Mukminin Aisyah, “Rasulullah sama sekali tidak pernah memukul sesuatu pun dengan tangannya, tidak pula wanita dan pembantu melainkan kecuali dalam rangka berjihad di jalan Allah.”
BACA JUGA: Sahabat Mendengar Tulang Sendi Rasulullah seolah Bergesekan
Aisyah juga mengungkapkan, ”Aku tidak pernah melihat Rasulullah membalas suatu aniaya yang ditimpakan orang atas dirinya, selama orang itu tidak melanggar kehormatan Allah. Namun jika sedikit saja kehormatan Allah dilanggar, maka beliau adalah orang yang paling marah karenanya. Dan sekiranya beliau diminta untuk memilih di antara dua perkara, pastilah beliau memilih yang paling ringan, selama perkara itu tidak menyangkut dosa.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari). []
Sumber: Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim. Yaumun fi Bait ar-Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam, Sehari di Kediaman Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Jakarta: Darul Haq.