GUE kasih tahu buat elo semua yang perokok. Kalau hari raya Kurban masih saja ngerasa enggak mampu menyembelih binatang Kurban berarti itu cuma kedok. Itu bener-bener tindakan paling jorok. Bayangin aja, Rp. 12.000 itulah harga satu bungkus rokok. Berarti kalau satu bulan Rp. 12.000 x 30 = Rp. 360.000 untuk beli rokok. Kalau satu tahun Rp.12.000 x 360 = Rp. 4.320.000 hanya untuk memuaskan keinginan merokok. Uang segitu setidaknya cukup untuk beli seekor kambing untuk dijadikan hewan Kurban daripada sekadar untuk menebus pembelian rokok yang jelas-jelas menciptakan penyakit yang membuat jantung bobrok.
Buat elo yang ngerokok. Maaf aja, gue enggak niat ceramahin tetapi dalam Al-Qur’an ada perintah berkurban kok. Dalam surah Al-Kautsar: 2, disebutkan, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah,” jadi jelas saja berkurban jauh lebih berfaedah daripada merokok. Tapi sayangnya, perintah Allah yang hukumnya Sunnah Muakkad tak mampu membuat pikiranmu tertohok. Apa nikotin sudah membuat akal sehatmu sedemikian jongkok?
Giliran beli rokok kagak pelit, masa untuk ibadah kepada Allah malah berkelak-kelok. Ngaku enggak mampu, tapi saat pembagian daging Kurban antri agar bisa terhidang sebagai lauk di dalam mangkok. Andai saja berkurban dengan ikhlas justru keimananmu akan mencolok. Bukan malah ngaku miskin tetapi berfoya-foya membelanjakan harta untuk membeli rokok. Itu sungguh menjadi petanda akal budimu sudah tecangkok. Ada kesalahan pola pikir yang membuatmu terperosok.
Ayolah waraskan akal agar tidak terlalu akut dijangkiti inveksi racun rokok. Saatnya mulai berpikir agar kedunguan yang terlalu memuja rokok mulai mengelontok. Bila perlu kecanduan rokoknya segera ditokok. Pukul hingga tak lagi menghuni pikiran supaya beranjak dari bobrok. Saatnya merenung dan jangan lagi bersembunyi di balik kedok ketidak mampuan berkurban duhai para perokok. Semoga kebaikan Kurban membuat batinmu tenang untuk meraih kemuliaan Allah di hari esok. []
Arief Siddiq Razaan