BIBIR kering bergumam menyebut nama Allah. Tenggorokan kering, haus tegukan air untuk melembabkannya. Lebih dari dua belas jam tubuh berpuasa.
Saat langit biru memudar menjadi kuning, oranye, dan merah, detik-detik awal matahari terbenam membawa kebahagiaan yang tak terlukiskan pada jiwa orang-orang yang berpuasa.
Bukan kebahagiaan karena puasa berakhir, tetapi kebahagiaan karena alasan lain.
Nabi Muhammad menggambarkan saat-saat ini dengan mengatakan:
“Orang yang berpuasa memiliki dua jenis kebahagiaan: kebahagiaan ketika dia berbuka puasa dan kebahagiaan ketika dia bertemu Tuhannya.” (HR Al-Bukhari)
Salah satu cara untuk bersiap atau mempersiapkan diri dalam ikhtiar adalah dengan tetap memperhatikan tujuan akhir. Tujuan akhirnya mengingatkan kita pada gambaran yang lebih besar. Ini memungkinkan kita untuk fokus pada tujuan itu sendiri dan tidak membiarkan rintangan selama proses itu mengalahkan kita.
BACA JUGA: 2 Kebahagiaan ini, Diperuntukan bagi Orang Berpuasa di Bulan Ramadhan
Dalam hadits yang dikutip sebelumnya, Nabi Muhammad menetapkan tujuan-tujuan minor dan utama Ramadhan. Mengejar tujuan-tujuan ini berfungsi sebagai cara ideal untuk mempersiapkan Ramadhan.
Tujuan harian atau tujuan kecil (minor) adalah menemukan kebahagiaan di akhir puasa. Tujuan utamanya adalah menemukan kebahagiaan di akhir misi kehidupan, ketika seseorang bertemu Allah.
Persiapan Ramadhan tidak memerlukan waktu lama seperti halnya berjam-jam ekstra di gym untuk dapat hasil diet yang sempurna. Persiapan Ramadhan lebih terhubung ke jiwa dan hati daripada tubuh fisik.
Perlu diingat bahwa kebahagiaan yang ada pada akhir hari akan mendorong seseorang untuk berpuasa penuh dengan cara tertentu.
Seseorang yang melakukan kejahatan selama puasa cenderung tidak merasa bahagia di akhir hari. Ini biasanya terjadi ketika puasa dipandang lebih sebagai aktivitas fisik daripada aktivitas spiritual.
Jika hati memiliki kesehatan spiritual, orang seperti itu akan merasa bersalah dan menyesal pada akhirnya. Jika hati kurang kesehatan rohani, maka orang itu mungkin merasakan kebahagiaan tetapi lebih dari jenis jasmani.
Nabi Muhammad menjelaskan bahwa puasa tidak boleh dilihat hanya sebagai program diet:
“Jika seseorang tidak meninggalkan ucapan dan prilaku buruk, maka tidak perlu bagi Allah bagi seseorang untuk meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR Al-Bukhari)
BACA JUGA: Puasa ‘kan Membawamu Menuju Takwa
Apa yang harus terjadi pada siang hari untuk memastikan bahwa ada kebahagiaan di akhir hari?
Untuk menjawab ini kita perlu memahami penyebab kebahagiaan.
Mengapa seseorang mengalami kebahagiaan di akhir puasa?
Ada banyak alasan untuk kebahagiaan di akhir puasa. Berikut ini beberapa di antaranya:
Karena Penyelesaian
Perasaan bahagia alami muncul ketika seseorang menyelesaikan tugas. Seseorang pada saat berbuka puasa bahagia karena Allah telah mengijinkannya untuk menyelesaikan ibadah ini. Allah berfirman:
“Dan apa pun yang kamu sukai – itu dari Allah.” (QS 16:53 )
Senang mendapat pahala
Puasa adalah tindakan ibadah yang datang dengan jumlah pahala yang tidak terbatas. Ini saja merupakan penyebab besar kebahagiaan bagi orang yang berpuasa. Allah menjelaskan status pahala puasa dalam hadits qudsi:
“Setiap tindakan anak Adam adalah baginya kecuali puasa. Tentunya, itu untuk Aku dan aku akan memberikan balasan karenanya.” (HR Al-Bukhari)
Senang karena sehat
Secara alami, kesehatan seseorang yang baik berkontribusi pada kebahagiaan mereka. Puasa sehari meningkatkan kekuatan hati dan jiwa.
Selain itu, ada banyak manfaat kesehatan bagi tubuh dari puasa seperti yang ditetapkan dalam banyak penelitian. Gabungan peningkatan kesehatan yang baik untuk tubuh, hati, dan jiwa menambah kebahagiaan orang tersebut.
Senang karena doa dikabulkan
Selama waktu berbuka puasa, ada saat di mana permohonan dijawab. Ini adalah kesempatan untuk meminta kesenangan apa pun seseorang di dunia ini dan akhirat. Ibnu Umar berkata:
“Dahulu dikatakan bahwa untuk setiap orang percaya ada permohonan yang dijawab pada saat berbuka puasa. Entah itu digenapi baginya di dunia ini atau disimpan untuknya di akhirat.” (Cabang Iman, al-Bayhaqi-Hasan)
Kebahagiaan untuk kebebasan
Ketika matahari terbenam dan malam dimulai, orang senang tentang kesempatan dibebaskan dari api neraka. Ini bisa jadi malam saat seseorang dibebaskan. Setiap malam kebebasan Ramadhan diberikan, Nabi Muhammad berkata:
“Allah telah membebaskan manusia dari api, dan itu terjadi setiap malam.” (Sahih al-Jami ‘)
Pola pikir orang berpuasa
Seseorang yang tahu ada kebahagiaan di ujung jalanya akan sadar akan apa yang mengarah padanya. Orang ini pada saat puasa akan memiliki pandangan yang berbeda terhadap puasa daripada orang yang mengabaikan kebahagiaan dalam berpuasa.
Orang yang sadar pada siang hari tidak akan mengeluh tentang panjang puasa karena mereka menantikan kebahagiaan penyelesaiannya.
Orang yang berpuasa tidak akan merasa kehilangan makanan, minuman, atau hubungan rumah tangga karena kebahagiaan dari pahala yang tidak terbatas menghilangkan segala pemikiran tentang kekurangan.
Tidak peduli apa tantangan yang dihadapi orang yang berpuasa di siang hari, dia berharap untuk menghilangkan hambatan apa pun yang dia hadapi dengan berdoa di akhir puasa.
Maka, salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan Ramadhan adalah dengan berfokus pada kebahagiaan yang dihasilkan oleh puasa. Allah berfirman:
“Katakan, “Di dalam karunia Allah dan rahmat-Nya – biarkan mereka bahagia; itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (QS 10:58) []
SUMBER: ABOUT ISLAM