AMERIKA SERIKAT–Setelah Jerman dan Belanda, kini azan untuk pertama kalinya akan dikumandangkan di Minneapolis, Amerika Serikat (AS). Azan pertama dalam sejarah kota tersebut akan dikumandangkan melalui pengeras suara di Cedar-Riverside selama bulan Ramadhan.
Umat Islam di Minneapolis merasa senang sekali karena akan mendengarkan azan yang mereka rindukan di tengah work form home (WFH) di rumah masing-masing akibat pandemi Covid-19.
Diizinkannya azan untuk pertama kalinya dengan pengeras suara merupakan hasil kerja keras dan kerja sama antara Kota Minneapolis dan anggota komunitas muslim.
BACA JUGA:Â Solidaritas Lawan Covid-19, BBC Siarkan Azan di Inggris
Wali Kota Minneapolis, Jacob Frey mengizinkan azan diperdengarkan. Sementara itu Council on American-Islamic Relations (CAIR) sudah membeli peralatan pengeras suara untuk azan.
Pengeras suara akan ditempatkan di Masjid Dar Al-Hijrah yang berada di Jalan South Fifth dan Cedar Avenue. Azan akan diperdengarkan secara reguler sesuai dengan shalat fardu lima kali.
Seperti dilansir dari Sahan Journal, Rabu (22/4/2020), ribuan orang di dekat masjid akan mendengar lantunan azan yang indah dan menyejukkan hati tersebut.
“Semua muslim di dunia memahami bawah suara azan bisa menenangkan dan menyejukkan hati mereka. Warga muslim di sini mendapatkan keuntungan karena memiliki kota yang ramah dan mencintai perbedaan, ini harus disyukuri,” ujar Imam Masjid Dar Al-Hijrah, Sharif Mohamed.
Wali Kota Minneapolis, Jacob Frey menambahkan, di tengah pandemi virus corona, ia berharap azan akan memberikan ketenangan dan stabilitas bagi muslim yang bersiap-siap menyambut Ramadhan.
“Selama masa physical distancing, umat Islam memang wajib sholat di rumah masing-masing. Mereka tidak bisa ke masjid, oleh karena itu azan yang diperdengarkan akan membuat mereka merasa tidak sendirian dan kesepian, sejatinya mereka bersama-sama hanya beda lokasi saja,” ujar Frey.
“Azan membuat orang-orang merasakan solidaritas dan memberikan ketenangan. Keduanya sangat penting dalam menghadapi krisis,” lanjutnya.
Memperdengarkan azan yang bersejarah ini sejatinya untuk mempromosikan inklusi agama. Ini membuat umat Islam merasa menjadi bagian dari Amerika. Azan juga akan menumbuhkan solidaritas dan cinta antara sesama muslim maupun dengan sesama warga Amerika lainnya. Ini mengajarkan untuk menghargai indahnya perbedaan. []
SUMBER: SAHAN JOURNAL