INDIA–Untuk pertama kalinya, Partai Bharatiya Janata (BJP) yang merupakan salah satu partai terkuat di India, memilih dua kandidat wanita Muslim untuk bersaing pada pemilihan di Kerala.
Masuknya kandidat Muslim yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai calon BJP mencatat sejarah baru di India. Dua kandidat wanita muslim itu pun menjadi kekuatan baru bagi kader partai di distrik Malappuram yang didominasi Muslim, benteng Indian Union Muslim League (IUML).
Terdapat beberapa kandidat laki-laki dari komunitas Muslim ikut mewakili partai BJP dalam pemilihan umum sipil. Namun, hanya ada dua kandidat perempuan dari komunitas tersebut yang bersaing sebagai kandidat dengan simbol Teratai di Malappuram.
Dilansir dari Economic Times, Selasa (24/11/2020), dua di antara perempuan Muslim kandidat BJP yakni, T P Sulfath yang berasal dari Wandoor bertarung dari daerah pemilihan enam Wandoor grama panchayat, dan Ayisha Hussain, warga asli Chemmad bertarung di daerah pemilihan sembilan Ponmudam grama panchayat.
BACA JUGA: Muslim India Hidup Terancam di Bawah Kepemimpinan Modi
Keduanya mengaku punya alasan sendiri untuk menjadi calon BJP. Sulfath mengaku terkesan dengan kebijakan progresif pemerintah BJP di pusat yang telah membuat nasib perempuan Muslim di negara itu berubah menjadi lebih baik. Kebijakan baru-baru ini dari pemerintah Narendra Modi, menurutnya, berdampak lebih besar pada wanita Muslim.
Sementara Ayisha Hussain memiliki kedekatan politik dengan BJP karena afiliasi suaminya.
“Pelarangan talak tiga dan menaikkan usia perempuan untuk menikah dari 18 menjadi 21 adalah dua kebijakan utama yang memengaruhi saya. Ini adalah ukuran berani untuk mensejahterakan perempuan Muslim. Hanya Modi yang berani melakukan tindakan penting seperti itu,” kata Sulfath.
Sebelumnya, Sulfath sebagai ibu dua anak, menikah pada usia 15 tahun. Dia mengatakan, sebagai seorang wanita yang menderita luka dan penderitaan menikah di usia remaja, dia begitu tertarik dengan revisi kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat. Ini disebut akan membantu perempuan Muslim secara besar-besaran.
Sulfath memiliki impian untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan di pemerintahan. Namun pernikahan dini menghentikan studinya di kelas 10.
Di samping itu, Ayisha Hussain telah tertarik ke BJP melalui suaminya Hussain, yang merupakan anggota aktif dari Minoritas Morcha, bagian dari BJP. Dia merupakan Ibu dari seorang anak gadis berusia 10 tahun. Ayisha mendukung kebijakan progresif wanita pro-Muslim yang diperkenalkan oleh pemerintah Modi.
“Saya mendukung Modi dan BJP atas kebijakan berani mereka untuk kesejahteraan negara,” kata Ayisha.
BACA JUGA: Terungkap! Penghancuran Masjid Babri di India pada 1992 Silam Ternyata Sudah Direncanakan
BJP merupakan partai yang menjadi basis kekuatan Perdana Menteri India Narendra Modi. Bharatiya Janata Party atau disingkat BJP adalah sebuah partai politik nasionalis di India. Partai itu dibentuk pada tahun 1980.
Partai ini mendapat dukungan luas di antara anggota kasta tinggi di India utara. BJP menganjurkan hindutva (“ke-Hindu-an”), sebuah ideologi yang berusaha untuk mendefinisikan budaya India dalam kaitannya dengan nilai-nilai Hindu. BJP juga sangat kritis terhadap kebijakan dan praktik sekuler dari Kongres Nasional India (Partai Kongres).
Partai BJP mulai sukses dalam pemilihan umum pada tahun 1989, ketika itu memanfaatkan perasaan anti-Muslim dengan menyerukan pendirian sebuah kuil Hindu di sebuah daerah di Ayodhya yang dianggap suci oleh umat Hindu. Lokasinya adalah tempat berdirinya Masjid Babri (Masjid Bābur) yang baru-baru ini dihancurkan dan digantikan dengan bangunan kuil sebagaimana dibangun atas kebijakan PM Modi.
Pembongkaran Masjid Babri dimulai pada Desember 1992. Penghancuran masjid juga menyebabkan kekerasan di seluruh negeri yang menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Baru-baru ini kebijakn tentang undang-undang kewarganegaraan India yang dianggap mendiskriminasi muslim juga menuai kontroversi dan kerusuhan di negara tersebut. []
SUMBER: INDIA TIMES