KETIKA umat Islam di seluruh dunia merayakan Idul Fitri dengan sukacita dan pemberian hadiah, pengungsi Rohingya di kamp-kamp Bangladesh yang kotor menjalani hari kemenangan ini dengan damai dan repatriasi yang bermartabat. Para pengungsi Rohingya merayakan Idul Fitri pada hari Sabtu kemarin (16/06/2018).
Rahim Uddin, seorang pengungsi 35 tahun, mengatakan kepada AFP bahwa Idul Fitri kali ini sangat berbeda.
BACA JUGA:Â Jelang Musim Hujan, Bangladesh Tempatkan 100 Ribu Pengungi Rohingya di Pulau Baru
“Alhamdulillah, setidaknya kami memiliki tempat yang damai untuk tinggal dan merayakan. Kami bisa pergi ke masjid tanpa gangguan apa pun,” katanya di kamp Kutupalong yang luas di distrik Cox’s Bazar.
“Saya menjual beberapa barang di pasar lokal untuk membelikan anak-anak saya pakaian baru. Mereka sangat bahagia,” kata Manu Mi, salah seorang pengungsi.
Gul Meher, 89 tahun, membuat sohun yang disebut ‘semai’ untuk putra dan empat cucunya.
“Saya merasa sangat bahagia, meskipun kami berhasil memasak sedikit, hanya untuk cucu-cucu saya,” katanya.
Masjid-masjid di kamp penuh pada Sabtu pagi itu ketika para pengungsi melakukan doa bersama untuk keselamatan dari banjir bandang dan tanah longsor tiba-tiba yang mereka takutkan. Ini karena hujan musim hujan sedang melanda. Mereka kemudian saling berpelukan.
Anak-anak berkeliaran dengan pakaian baru dan menikmati perjalanan komedi putar dan hiburan lainnya, dan beberapa pengungsi lainnyamelancarkan protes damain selama satu jam, namin ini hanya sebuah kejadian biasa saja di kamp-kamp Rohingya.
Dengan memegang spanduk dan plakat, para demonstran meneriakkan slogan yang menuntut kewarganegaraan Rohingya, repatriasi yang bermartabat ke Myanmar dan keamanan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
BACA JUGA:Â Dihadiri 140 Ribu Muslim,Inggris Gelar Perayaan Idul Fitri Terbesar di Eropa Tahun Ini
Pemimpin komunitas Mohammad Mohibullah mengatakan kepada AFP bahwa mereka ingin PBB memasukkan perwakilan Rohingya dalam prosedur repatriasi. PBB sendiri tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentarnya segera terkait halini.
Sekitar 700.000 orang Rohingya tinggal di Bangladesh sejak tindakan keras dari Myanmar yang oleh PBB dan AS katakan sebagai “pembersihan etnis”. Mereka bergabung dengan orang-orang yang melarikan diri dari kerusuhan sebelumnya di Myanmar yang mayoritas beragama Budha. []
SUMBER: WORLD BULLETIN