SEORANG siswi Muslim berusia 15 tahun dari Chino Hills, California telah membuktikan bahwa intimidasi Islamophobia tidak dapat mematahkan semangatnya untuk berprestasi. Zaina Siyed berhasil menciptakan program sains, teknologi, teknik, dan matematika gratis (STEM) bersama gadis-gadis Muslim lain yang berusia antara 10-14 tahun. Zaina dan tim muncul sebagai juara dalam ajang perlombaan robotika di AS.
“Tujuan saya lebih tinggi dari sekadar memenangkan penghargaan robotika,” ungkap Zaina Siyed, pencipta FemSTEM Robotics Scholarship Program, menjelaskan kepada EdSurge dalam sebuah wawancara pada Selasa (14/8/2018).
“Saya membuat program ini untuk mendorong gadis-gadis Muslim untuk belajar STEM sambil membuktikan pada bahwa gadis-gadis Muslim dapat menjadi wanita karir yang kuat, cerdas dan sukses,” tambahnya.
BACA JUGA: Pria tak Dikenal Ancam Gunting Jilbab Seorang Remaja Muslim di Kanada
Pada 2016, gadis remaja Muslim itu berencana untuk mengajar rekan-rekannya tentang robotika yang berasal dari negara-negara Muslim seperti Mesir, Turki, Indonesia, dan Malaysia agar unggul dalam skala internasional.
Siyed membagikan selebaran, memulai halaman Facebook, dan mendekati para guru di komunitasnya — menjelaskan manfaat pendidikan STEM.
Dia memastikan penggunaan ruang ibadah dan dengan bantuan akun GoFundMe, ia mengumpulkan uang untuk peralatan dari pemilik bisnis lokal.
Selama 15 minggu, Siyed melatih delapan gadis tanpa pengalaman robotik sama sekali. Tujuan mereka adalah untuk membangun robot yang dirancang untuk memecahkan masalah kehidupan nyata sebagai bagian dari kompetisi robotik LEGO League FIRST.
BACA JUGA: Ketua Kongres MAS-ICNA: Muslim Amerika Lebih Terancam Daripada Sebelumnya
Sepanjang belajar, para gadis menghadapi rintangan, ketakutan, dan frustrasi. Pada hari kompetisi itu sendiri, dengan mengenakan jilbab dan bandana yang serasi, para gadis memenangkan penghargaan ‘Best Performance’ dalam kompetisi robotik.
Mengajar robotika untuk gadis-gadis muda dalam program FemIST sangat menantang untuk Siyed, tetapi juga berbuah.
“Dari dua gadis paling pemalu di kelas satu saya, yang satu menjadi programmer paling berbakat dan yang lain memimpin desain robot kami,” Ziyed mengungkapkan dengan gembira.
Kemudian, Ziyed mendapat pengalaman besar karena diliput media. Itu adalah kesepakatan besar untuk diliput di media mainstream seperti LA Times dan ditampilkan dalam video Disney Pixar yang dipromosikan melalui Facebook dan Twitter. []
SUMBER: ABOUTISLAM