PERTEMPURAN Uhud adalah pertempuran yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 23 Maret 625 M (7 Syawal 3 Hijriyah). Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badar. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang.
Tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah ﷺ sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil.
Rasulullah ﷺ menempatkan pasukan Islam di kaki bukit Uhud di bagian barat. Tentara Islam berada dalam formasi yang kompak dengan panjang front kurang lebih 1.000 yard.
Sayap kanan berada di kaki bukit Uhud sedangkan sayap kiri berada di kaki bukit Ainain (tinggi 40 kaki, panjang 500 kaki). Sayap kanan Muslim aman karena terlindungi oleh bukit Uhud, sedangkan sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa memutari bukit Ainain dan menyerang dari belakang.
Untuk mengatasi hal ini, Rasulullah ﷺ menempatkan 50 pemanah di Ainain dibawah pimpinan Abdullah bin Jubair dengan perintah yang sangat tegas dan jelas yaitu “Gunakan panahmu terhadap kavaleri musuh. Jauhkan kavaleri dari belakang kita. Selama kalian tetap di tempat, bagian belakang kita aman. jangan sekali-sekali kalian meninggalkan posisi ini. Jika kalian melihat kami menang, jangan bergabung; jika kalian melihat kami kalah, jangan datang untuk menolong kami.”
Di belakang pasukan Islam terdapat 14 wanita yang bertugas memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut. Di antara wanita ini adalah Fatimah, putri rasulullah yang juga istri Ali, sedangkan rasulullah sendiri berada di sayap kiri.
BACA JUGA: Keberanian Wahab bin Qabus di Perang Uhud
Pertempuran Uhud, Posisi pasukan Islam bertujuan untuk mengeksploitasi kelebihan pasukan Islam yaitu keberanian dan keahlian bertempur.
Selain itu juga meniadakan keuntungan musuh yaitu jumlah dan kavaleri (kuda pasukan Islam hanya 2, salah satunya milik Rasulullah ﷺ). Abu Sufyan tentu lebih memilih pertempuran terbuka di mana dia bisa bermanuver ke bagian samping dan belakang tentara Islam dan mengerahkan seluruh tentaranya untuk mengepung pasukan tersebut.
Tetapi Rasulullah ﷺ hal ini dan memaksa Abu Sufyan bertempur di front yang terbatas di mana infanteri dan kavalerinya tidak terlalu berguna. Juga patut dicatat bahwa tentara Islam sebetulnya menghadap Madinah dan bagian belakangnya menghadap bukit Uhud, jalan ke Madinah terbuka bagi tentara kafir.
Tentara Quraish berkemah satu mil di selatan bukit Uhud. Abu Sufyan mengelompokkan pasukan ini menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal, masing-masing berkekuatan 100 orang. Amr bin Ash ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap tetapi tugasnya terutama untuk koordinasi.
Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera Quraisy dibawa oleh Thalhah bin Abi Thalhah. Lalu dalam kondisi tersebut, apakah Allah SWT tak turunkan malaikat untuk membantu umat Muslim? Dalam kitab Sirah Nabawiyyah karya Muhammad Ridha dijelaskan, terdapat sejumlah pendapat dan juga hadis yang menyatakan mengenai perihal itu. Ubaid bin Umair misalnya, berkata: “Para malaikat tidak ikut berperang dalam perang Uhud,”.
Senada dengan hal itu, Al-Waqidi pun berkata: “Telah menceritakan kepadaku Ibnu Abi Sibrah dari Abdul Hamid bin Sahal, dari Umar bin al-Hakam, dia berkata: “Rasulullah ﷺ tak bertemu seorang pun malaikat dalam perang Uhud. Mereka (malaikat) hanya ada pada perang Badar”.
Apa Penyebab Kekalahan Kaum Muslimin Pada Pertempuran Uhud?
Secara jumlah dan alat perang, Pertempuran Uhud pasukan kaum Muslimin memang kalah dibandingkan dengan pasukan musyrikin Quraisy. Di samping itu, kekalahan ini juga disebabkan karena sebagian tentara Muslim menyalahi perintah Nabi Muhammad ﷺ sebagai panglima perang. Awalnya, kemenangan dalam Perang Uhud nyaris berpihak kepada kaum Muslimin. Namun mereka malah turun sehingga Allah berikan kekalahan. Allah SWT berfirman:
أولما أصابتكم مصيبة قد أصبتم مثليها قلتم أني هذا قل هو من عند أنفسكم
“Apakah ketika kalian ditimpa musibah (di perang uhud) sementara kalian telah mendapatkan kemenangan dua kali lipat (di perang badar), kalianpun berkata: “Bagaimana kami bisa kalah? Katakan, “(Musibah kekalahan itu) berasal dari diri kalian sendiri” (QS. Ali-Imran: 165).
BACA JUGA: Mengenang Kembali Perang Uhud
Allah tidak mengatakan: “Kekalahan itu akibat pasukan musuh yang jumlahnya jauh lebih besar dan lebih kuat”. Tapi akibat kesalahan kalian sendiri Sebuah renungan yang perlu dicamkan, Di Perang Hunain sebaliknya, jumlah kaum muslim 3x lipat lebih besar dari pasukan musuh. Namun kaum muslimin kalah di putaran pertama, akibat merasa bangga dengan jumlah yang banyak. Allah Ta’ala berfirman:
لقد نصركم الله فى مواطن كثيرة ويوم حنين إذ أعجبتكم كثرتكم فلم تغن عنكم شيئا وضاقت عليكم الأرض بما ربحت ثم وليتم مدبرين
“Sesungguhnya Allah SWT telah menolongmu di tempat tempat yang banyak dan di hari perang Hunain. Ingatlah di saat itu kalian merasa ujub dengan jumlah yang banyak, padahal jumlah yang banyak itu tidak bermanfaat sedikitpun untuk kalian dan menjadi sempitlah bumi yang luas itu bagi kalian dan kalianpun lari ke belakang” (QS. At-Taubah: 25). Merasa ujub dengan jumlah yang banyak ternyata sebab kekalahan kaum muslimin di perang Hunain.
Apa Keistimewaan Gunung Uhud?
Keistimewaan Jabal Uhud, Gunung yang Menjadi Saksi Rasulullah ﷺ Diisukan Gugur dalam Perang. Gunung ini memiliki nilai spiritual dan sejarah bagi kaum muslimin di seluruh dunia. Dengan ketinggian kurang lebih 1.050 mdpl, menjadikan Jabal Uhud ada yang menyebutnya gunung, ada pula yang menyebutnya bukit. []