SETELAH Burung Hud-hud menemukan kerajaan Saba dan Nabi Sulaiman mengutus burung hud-hud untuk mengirimkan surat kepada raja kerajaan Saba, Ratu Balqis.
Ratu Balqis sebagai ratu dari kerajaan Saba mengirim utusan ke kerajaan Nabi Sulaiman. Akhirnya utusan dari negeri Saba pun pergi ke kerajaan Sulaiman.
Utusan itu disambut dengan ramah tamah oleh Nabi Sulaiman. Setelah mendengar uraian utusan itu, maka Raja Sulaiman pun berkata,”Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahwa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengaruniaiku nikmat yang tidak diberikan kepada makhluk-Nya yang lain.
BACA JUGA: Jangan Belah Anakku, Wahai Nabi Sulaiman!
“Selain itu aku telah diutus sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas serta kekuasaanku meliputi jin dan binatang-binatang.”
Utusan Ratu Balqis segera kembali ke negerinya dan langsung menemui ratunya. Sementara sang Ratu terperanjat mendengarkan cerita tentang kerajaan Sulaiman dan utusannya.
Diam-diam Ratu Balqis sangat ingin melihat dari dekat bagaimana kerajaan Sulaiman. Dalam hatinya ingin menaklukkan dan menguasai kerajaan itu.
Pada saat yang ditentukan, Ratu Balqis membawa laskarnya yang terpilih. Mereka berangkat menuju kerajaan Sulaiman.
Sementara itu mata-mata kerajaan Sulaiman yang terdiri dari para jin memberitahukan kepada sang raja bahwa tak lama lagi Ratu Balqis akan datang bersama laskar pilihannya.
Maka Raja Sulaiman mengumpulkan para jin dengan maksud memberi tugas penting.
“Siapa yang bisa memindahkan singgsana Ratu Balqis?” tanya Nabi Sulaiman.
“Saya sanggup memindahkannya, sebelum Tuan berdiri dari tempat duduk,” jawab jin Ifrit.
“Kalau saya sanggup memindahkannya sebelum mata Tuan berkedip,” kata orang shaleh dari kaum Nabi Sulaiman.
Pada saat itu juga singgasana Ratu Balqis sudah berada di depan Nabi Sulaiman.
Melihat hal itu, Nabi Sulaiman langsung bersungkur sujud dan bersyukur kepada Allah atas kekuasaan Allah yang telah diperlihatkan kepadanya.
Beliau pun memerintahkan bangsa jin untuk membangun sebuah istana yang sangat indah. Lantainya terbuat dari kristal bening.
BACA JUGA: Alasan Nabi Sulaiman Sembelih Kuda-kudanya yang Kuat dan Gagah
Dindingnya dari kayu cendana yang harum. Atapnya terbuat dari kaca sehingga cahaya matahari dapat dibiaskan menjadi tujuh warna.
Beliau memerintahkan agar pembangunan istana itu diselesaikan sesegera mungkin sebelum Ratu Balqis datang.
Tak lama kemudian, tibalah Ratu Balqis di kerajaan Nabi Sulaiman. Ia menyarankan agar para laskar yang mengawalnya cukup berhenti di luar kota untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.
Ratu Balqis hanya dikawal beberapa orang pembesar memasuki istana Raja Sulaiman. Ia benar-benar takjub dengan kemegahan dan kemewahan kerajaan tersebut. Berkali-kali mulutnya berdecak kagum dan kepala bergeleng-geleng. Ratu Balqis dipersilahkan duduk di singgasana yang telah dipersiapkan.
“Wah, rasanya seperti singgasana di kerajaanku?” gumam Balqis terkagum-kagum.
“Benarkah?” Tanya Raja Sulaiman.
“Ya, ini benar-benar persis seperti singgasanaku.”
“Ketahuilah bahwa singgasana ini memang benar-benar milikmu. Singgasana ini kupindahkan ke sini sebelum engkau datang,” Nabi Sulaiman menjelaskan.
Ratu Balqis semakin heran dengan kemukjizatan Sulaiman. Akhirnya di saat itulah dia menyatakan beriman kepada Allah dan meninggalkan cara lama, yakni kebiasaan menyembah matahari.
BACA JUGA: Nabi Sulaiman dan Burung yang Tidak Berkicau
Mendengar pernyataan ini, Raja Sulaiman senang hatinya. Ia lalu mengajak Ratu Balqis berkeliling-keliling istana. Lagi-lagi ratu Balqis dibuat takjub ketika memasuki lantai kaca yang dikiranya air, sehingga ia buru-buru mengangkat baju panjangnya.
“Tak usah mengangkat gamismu, ini bukan air, tetapi hanya lantai kaca” kata Sulaiman sambil tersenyum.
Semenjak itulah antara kerajaan Saba dan kerajaan Sulaiman bekerja sama dengan baik, karena seiman/seagama. Ratu Balqis mengharuskan rakyatnya memeluk agama Nabi Sulaiman. Akhirnya Ratu Balqis yang cantik itu pun diperistri oleh Nabi Sulaiman, dan kerajaannya dijadikan satu. []
SUMBER: JALANSIRAH