JAKARTA—Pernyataan Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu kota Israel mendapat sorotan dari seluruh dunia.
Menanggapi hal tersebut, Perwakilan Nahdlatul Ulama (NU) yang terdiri dari Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan GP Ansor berusaha menemui Dubes As untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Namun, Perwakilan Nadhlatul Ulama ditolak masuk menemui Duta Besar AS
Awalnya, polisi mengatakan hanya tiga orang dari perwakilan tersebut yang dapat memasuki kedubes AS, setelah menunggu kabar, staff kedubes AS menolak kedatangan perwakilan orang tersebut.
Ketua Umum IPNU Asep Irfan Mujahid mengaku kecewa dengan sikap Kedubes AS karena NU adalah ormas Islam terbesar di Indonesia.
“Ini jelas melecehkan NU. Kita ingin menyampaikan tuntutan resmi 90 juta warga NU yang memberikan suara sama terhadap kemerdekaan Palestina,” ujar Asep, seperti dikutip dari AnadoluAgency, pada hari jumat (09/12/2017) kemarin.
Selain menjadi perwakilan, mereka membawa tuntutan yang merupakan amanah ulama dan kiai di PBNU untuk memberikan pernyataan sikap.
“Mereka seharusnya bersikap elegan dan menerima kita dengan baik, bukan menolak,” kata Asep.
Terkait penolakan ini, NU akan melakukan evaluasi dan berencana melakukan demonstrasi dengan massa lebih banyak.
“Muktamar ke 33 Jombang sudah mengamanahkan agar NU berjuang memerdekakan bangsa dan negara Palestina,” pungkasnya.[]