DARI tahun ke tahun pelaksanaan pesantren Ramadhan ataupun yang biasa kita sebut dengan pesantren kilat selalu dilakukan. Dari sinilah proses belajar mengajar yang menjurus pada ilmu keagamaan diajarkan. Namun, seiring perkembangan zaman, kegiatan di pesantren kilat tidak sejalan dengan apa yang menjadi tujuan di awalnya.
Dalam kegiatan pesantren kilat, banyak hal yang kita jumpai masih bersifat negatif. Baik dalam isi dari kegiatan pesantren itu sendiri maupun dari pembimbing dan peserta didiknya. Terkadang kita pun lengah tentang hal tersebut. Hal-hal seperti apa sajakah itu?
Kegiatan yang diberlakukan dalam pesantren kilat membuat para peserta tidak merasakan sesuatu hal yang berbeda. Mungkin, karena materi ataupun kegiatan yang dilakukan itu sama saja. Tidak ada perubahan dari tahun ke tahunnya. Sehingga tidak ada perkembangan maupun kemajuan. Baik itu dari kegiatan maupun dari peserta didiknya.
Dari segi sebagai guru pembimbing, terkadang masih ada yang memberlakukan suatu peraturan secara mengekang. Sehingga para peserta didik merasa tidak nyaman dalam menjalaninya. Memang sangatlah baik bila kita memberikan peraturan yang baik bagi para peserta didik. Tapi, bila hal itu yang diberlakukan, maka seolah-olah peserta didik hanya menjalankan perintah Allah karena keterpaksaan. Dan bukan ikhlas karena Allah Ta’ala.
Sisi negatif lainnya banyak kita temui dari kalangan peserta didik. Banyak peserta didik yang mengikuti kegiatan pesantren kilat ini karena keperluan semata. Misalnya agar memperoleh nilai dalam proses belajar mengajar. Sehingga tidak jarang kita melihat peserta didik tidak mengikuti kegiatan dengan serius. Mereka cenderung banyak bercanda tanpa mengambil hikmah dari apa yang ada dalam kegiatan yang mulia ini.
Kegiatan pesantren kilat sangatlah baik bila kita laksanakan sesuai dengan tujuan yang baik pula. Dalam mengisi kegiatan Ramadhan tidak ada salahnya kita gunakan dengan suasana yang baru. Sehingga dapat menarik minat para peserta yang mengikutinya. Misalnya, dengan diadakannya kegiatan di luar ruangan. Hal ini dapat kita lakukan pada sore hari menjelang waktu berbuka puasa.
Selain itu, kita juga dapat gunakan konsep yang menantang para peserta agar mau bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat ini. Kita bisa adakan suatu perlombaan yang menarik bagi para peserta. Misalnya, dengan mengadakan lomba mengahafal al-Qur’an, menulis karya sastra seperti puisi, cerpen, novel dan lainnya ataupun lomba berdakwah. Dari kegiatan ini maka insya Allah akan memunculkan bakat-bakat dari para peserta didik. Sehingga acara yang mulia ini dapat melahirkan generasi penerus yang mulia juga. Terutama dalam berkreasi dan berinovasi dalam menjalankan syiar Islam.
Dalam melaksanakan kegiatan itu, alangkah baiknya jangan terlalu mengekang. Biarkan para peserta mengikuti sesuai keinginan hatinya. Tapi, kita juga harus memantau apa yang dilakukan oleh peserta. Bila kita temui hal yang memang tidak sejalan dengan apa yang menjadi peraturan, tidak ada salahnya kita menegur dengan cara yang baik. Dan apabila peserta itu tetap melakukan kesalahannya, maka kita bisa memberikan pencerahan ataupun sindiran padanya, yang membuatnya malu dan mau berhenti untuk berbuat tingkah laku yang salah itu. [rika/islampos]