ABU Qilabah, salah seorang shaleh, menyampaikan beberapa berpetuah:
البِرُّ لاَ يَبْلَى وَالذَّنْبُ لاَ يُنْسَى وَالدَّيَّانُ لاَ يَمُوتُ، اعْمَلْ مَا شِئْتَ كَمَا تَدِيْنُ تُدَانُ
“Kebajikan itu tak kan pernah usang, dosa tak kan pernah dilupakan, sedangkan Allah Maha Pembalas tak kan pernah mati. Lakukanlah apa yang engkau suka. Sebagaimana engkau berperilaku, maka demikianlah balasan yang akan engkau rasakan.”
Diriwayatkan oleh ‘Abdurrozaq dan Al Baihaqi dalam Az Zuhud dari Abu Qilabah secara mursal. Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Az Zuhud dari Abu Qilabah dari Abud Darda secara mauquf, yaitu perkataan sahabat Abud Darda. Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 11/169, Asy Syamilah.
BACA JUGA: Petuah Umar bin Abdul Aziz
“Permisalan Ulama’ adalah bagaikan bintang-bintang yang memberi petunjuk. Jika hilang Ulama’ umat akan bingung. Jika mereka meninggalkan Ulama, niscaya mereka akan sesat.” (Abu Qilabah – Hilyatul Auliyaa’ (2/283)).
“Jika sampai kepadamu (khabar) tentang saudaramu yang tidak engkau sukai, berusahalah untuk mencari udzur terhadapnya. Jika engkau tidak mendapatkan udzur, ucapkan dalam dirimu: Mungkin saudaraku memiliki udzur yang aku tidak ketahui.” (Abu Qilabah – Hilyatul Auliya’ (2/285)).
“Janganlah engkau menyampaikan hadits kepada orang yang tidak memahaminya. Karena bagi orang yang tidak memahaminya hadits itu akan menimbulkan mudharat baginya, tidak memberikan manfaat baginya.” (Abu Qilabah – al-Jaami’ li Akhlaaqir Roowi wa Aadaabis Saami’ karya al-Khothiib al-baghdady no 735).
“Permisalan Ahlul Ahwaa’ (Ahlul Bid’ah) adalah seperti orang-orang Munafiq…(Hilyatul Auiyaa’ (2/287)).
“Tidaklah seseorang melakukan kebid’ahan, kecuali (nantinya) mereka akan menghalalkan pedang (pertumpahan darah).” (Abu Qilabah – Hilyatul Auliyaa’ (2/287)).
“Janganlah kalian duduk bersama Ahlul Ahwaa’ (Ahlul Bid’ah), jangan mengajak bicara mereka. Karena aku tidak merasa aman mereka akan menenggelamkan kalian dalam kesesatan mereka, atau mereka akan membuat kalian bingung terhadap apa yang telah kalian yakini.” (Abu Qilabah – Hilyatul Auliyaa’ (2/287)).
Sekilas Abu Qilabah
Beliau dikenal dengan Abu Qilabah sebagai gelar (kunyah). Orang Arab biasa memiliki kunyah yang diawali dengan Abu atau Ibnu bagi laki-laki sedangkan bagi perempuan diawali dengan Ummu.
BACA JUGA: Kisah Abu Qilabah, Sahabat Terakhir Rasulullah
Kadangkala kunyah tersebut lebih dikenal dibandingkan nama aslinya. Sebagai contoh, Abu Hurairah adalah nama kunyah, sedangkan nama aslinya adalah Abdurrohman bin Shokhr. Orang lebih mengenal kunyah-nya dibandingkan nama aslinya.
Nama asli beliau adalah Abdullah bin Zaid. Beliau wafat pada tahun 104 H. Beliau mendapati masa kekhalifahan Umar bin Abdil Aziz.
Al-Bukhari meriwayatkan hadits melalui jalur Abu Qilabah tidak kurang dari 60 riwayat dalam Shahihnya, sedangkan Muslim meriwayatkan tidak kurang dari 46 riwayat dalam Shahihnya. []
SUMBER: SHIROTALMUSTAQIM