PALESTINA–Federasi Serikat Pekerja Umum (PGFTU) Palestina telah mengumumkan bahwa tingkat pengangguran di Jalur Gaza naik menjadi 54% dengan tingkat kemiskinan naik menjadi 80%. Pengumuman ini sekaligus menandai Hari Buruh Internasional yang jatuh pada Rabu (1/5/2019).
Kepala Federasi Serikat Pekerja Umum Palestina, Sami al-Amassi, mengatakan bahwa situasi di Gaza telah mencapai tingkat bencana dan jumlahnya “mengejutkan.”
BACA JUGA: Jelang Ramadhan, Keluarga di Gaza Kekurangan Makanan
Peningkatan pengangguran dan kemiskinan adalah hasil dari pengepungan Israel selama 12 tahun, yang telah membatasi impor dan ekspor kebutuhan, melumpuhkan ekonomi, menghambat transfer dana, dan menyebabkan dua juta warga Palestina ibarat tinggal di penjara terbuka terbesar di dunia.
Al-Amassi mengatakan bahwa meskipun pemerintah Palestina telah menetapkan upah minimum pada 1.450 shekel ($ 404), pada praktiknya para pekerja hanya bisa mendapatkan 730 shekel ($ 209) setiap bulannya.
Namun, al-Amassi menunjukkan bahwa pekerja di Palestina tidak dapat mengeluh tentang gaji rendah karena tidak ada pekerjaan alternatif.
BACA JUGA: PBB Himpun Dana 45 Juta USD bagi 20ribu Pekerjaan di Gaza
Dia menyerukan proyek-proyek pembangunan dan zona industri untuk diluncurkan di Gaza, dalam rangka mempromosikan ekonomi Palestina dengan perlindungan internasional dari pendudukan Israel. []
SUMBER: MAAN