FOKUS pada kekurangan, awal hancurnya fitrah. Jika anak bermain 60 menit dengan baik bersama adiknya, lalu pada 1 menit yang terakhir terjadi sedikit pertengkaran, lalu sang ortu berteriak: “Tuuu kaan ribut lagi.. ribut lagi…”
Padahal yang 60 menit baik itu tak sedikitpun diapresiasi dan dipuji. Inilah salah satu pintu hancurnya potensi baik (fitrah) anak.
Mirip tidak dengan ini? lebih dari 6 jam sebuah aksi berlangsung baik, lalu kurang dari 1 jam di saat menjelang akhir, ada kericuhan yang pun akhirnya terkendali, betapa sibuknya sebagian orang memperhatikan bagian ricuhnya saja.
“Tuuu kaan gw bilang juga apa, ada ribut-ributnya kaaan.”
Pikiran manusia memang hanya akan mencari apa yang diharapkannya.
Maka jika demikian sifat yang melekat. Perhatikan sikap anak, pasangan, teman dan siapapun yang berada di sekitar.
Jika hanya fokus pada kekurangan, masalah datang dalam berbagai aspek kehidupan
Karena yang di sekitar adalah cerminan dari diri
Yang tak menyayangi tak akan disayangi
Yang tak menghargai tak akan dihargai. []