Oleh: NS Risno
Dengan membawa rasa dendam dan cemburu yang baik, sekelompok orang miskin ini datang mengadu kepada Nabinya.
”Wahai Rasulullah orang orang kaya telah memborong pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami puasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan harta mereka.”
Rasulullah kemudian bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian apa apa yang dapat kalian sedekahkan? Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah dan pada setiap tahlil adalah sedekah. Menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, melarang kepada kemungkaran adalah sedekah dan mendatangi istrimu juga sedekah.
Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah jika seseorang memenuhi kebutuhan syahwatnya itu pun juga mendapat pahala?
Beliau menjawab, “Apa pendapatmu bila ia menempatkannya pada tempat yang haram, bukankah mereka berdosa? demikian pula bila ia menempatkanya pada tempat yang halal, ia akan mendapatkan pahala.” (HR. Bukhari)
Begitulah penjelasan Nàbi, bersedekah itu tidak hanya dengan harta. Kalau bersedekah hanya melulu dengan harta, tentu hanya para aghniya’ yang mampu menumpuk pahala sedekah. Sementara para fuqoro’ wa masakin tak sanggup menunaikanya.
Hanya orang orang berharta yang banyak bersedekah, sedang orang orang miskin tidak berharta tetap miskin sedekahnya. Tapi tidak. Kata Nabi, apa apa yang dikaruniakan Allah kepada kita, bisa kita sedekahkan dijalan Allah.
Rasulullah mencontohkan bahwa Membaca tasbih itu sedekah, membaca tahmid itu sedekah, membaca tahlil itu sedekah, mengajak kebaikan dan melarang kemungkaran adalah juga bersedekah.
Bahkan seorang suami yang menyalurkan syahwatnya kepada istrinya, itu juga merupakan sedakah yang bernilai ibadah dan tentu saja juga berpahala.
Apa saja yang dianugerahkan Allah kepada kita, dapat kita gunakan untuk bersedekah apabila difungsikan untuk sesuatu yang bernilai kebaikan.
Dalam kesempatan yang lain Rasulullah pernah juga bersabda, “Setiap kebaikan adalalah sedekah.” (HR: Bukhari)
Banyak jalan menuju kebaikan. Banyak pintu sedekah yang bisa kita masuki. Banyak hal yang bisa kita sedekahkan.
Kalau berharta tentu afdolnya ya banyak-banyaklah bersedekah dengan mengeluarkan hartanya. Sementara yang hartanya sedikit atau pas-pasan, tentu saja tidak bisa mengejar atau menyamahi sedekahnya harta orang orang kaya yang menyedekahkan hartanya.
Nah, untuk mengejar ketertinggalan itu. Bisa kita tambah dengan banyak banyak bersedekah lewat pintu-pintu yang lainya.
Dan saat saya mengetik tulisan ini, sekecil apapun nilai tulisan ini semoga juga bisa menjadi sedekah bagi saya. Wallahu a’lam bish shawab. []
Terbono,26 November