SETAN masuk dan menggoda manusia melalui berbagai jenis pintu yang ada di dalam diri kita. Pintu-pintu itu bisa menyempit atau melebar bahkan terbuka sangat lebar. Kita diberi kuasa oleh Allah Ta’ala untuk mempersemit atau membuatnya semakin lebar.
Sayangnya, banyak perbuatan kita yang justru membuat pintu masuknya setan kian mengaga.
Setan masuk ke dalam diri kita melalui pintu buruk sangka kepada sesama Muslim. Jika berani berburuk sangka, maka seorang Muslim akan berani melakukan dosa lain yang lebih besar. Seperti ghibah, desas-desus, menghina, menzhalimi, menelantarkan, sampai memfitnah.
Setan juga bisa masuk melalui pintu lain yang disebut serakah terhadap kedudukan. Ketika serakah sudah masuk ke dalam diri, maka harta, persahabatan, bahkan nyawa pun dikorbankan. Tiada lagi yang lebih berharga dari orang yang serakah terhadap kedudukan, melainkan mendapatkan kedudukan yang didambakannya.
Hasad atau dengki juga menjadi pintu masuknya setan ke dalam diri seorang Muslim. Ia bahagia ketika melihat orang lain susah lalu berharap agar penderitan itu kekal di dalam diri orang tersebut. Ia juga menderita saat orang lain bahagia. Harapannya, kebahagiaan orang lain hilang dan berpindah kepada dirinya.
Hasad bukan penyakit yang ringan. Sampai-sampai, Allah Ta’ala mensyariatkan agar kita berlindung kepada-Nya dari pendengki apabila ia mendengki. Hasad tak ubahnya api yang menghabiskan kayu bakar. Sifat itu bisa melenyapkan iman yang bersemayam di dalam kalbu kita.
Selain tiga pintu di atas, masih banyak pintu-pintu lain yang digunakan sebagai jalan masuknya setan. Ialah bermewah-mewah dalam kehidupan dan memperturutkan hawa nafsu (nafsu perut, kelamin, tidur, dan lain sebagainya).
Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjaga kita dari diperdaya oleh setan. Semoga Allah Ta’ala menguatkan kita di jalan iman dan Islam sampai akhir hayat.
Terkait bahaya setan jika sudah berhasil masuk melalui pintu-pintu ini, Dr ‘Abdullah ‘Azzam menyampaikan nasihat dalam Tarbiyah Jihadiyah, “Sesungguhnya perkara-perkara ini bisa mematikan hati, mengurangi dzikir kepada Allah Ta’ala, dan memperlemah semangat ibadah.”
Maka waspadalah jika Shubuh sering kesiangan dan tak sempat membaca al-Qur’an.
Sumber:Kisahikmah