CAWAPRES nomor urut 3 Mahfud Md bercerita dirinya pernah menolak ajakan PKS untuk menjadi cawapres Anies Baswedan. PKS memastikan tak ada tawaran resmi yang diajukan PKS ke Mahfud.
“Saat itu tidak ada tawaran resmi dari PKS ke Pak Mahfud Md. Situasinya saat itu sedang dalam obrolan pertemanan dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu ketika silaturahim,” ujar Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid, kepada wartawan, Senin (18/12/2023).
Pada momen itu, ada salah satu rombongan PKS yang menyeletuk. Celetukan itu terkait ajakan agar Mahfud menjadi cawapres Anies.
BACA JUGA: Ketua DPP PKS Mardani Respons Pernyataan Jokowi soal Warna Kota Sesuai Partai Walkot
“Kemudian ada salah satu anggota tim rombongan dari DPP PKS yang nyeletuk di tengah-tengah obrolan yang spontan saja disampaikan apa Pak Mahfud ada keinginan jadi cawapres Pak Anies. Dan karena itu celetukan spontan, ya tentu nuansa diskusinya tidak resmi dan tidak terlalu serius sebagai sebuah tawaran politik,” tambah Kholid.
Kholid tak menanggapi lebih jauh pernyataan Mahfud yang menyebut dirinya menolak jadi cawapres Anies karena tak ingin memecah belah Koalisi Perubahan. PKS, jelas Kholid, tetap menaruh hormat kepada Mahfud sebagai salah satu tokoh bangsa yang memiliki integritas tinggi.
“Bagi kami saat itu yang terpenting adalah Pak Mahfud sebagai salah satu tokoh bangsa memiliki pandangan yang sama pentingnya penegakan hukum yang adil dan pentingnya menyelamatkan demokrasi yang kian hari semakin mundur. Jadi substansi dan misi silaturahim Presiden PKS ke arah sana,” kata Kholid.
Relasi antara PKS dan Mahfud, jelas Kholid, baik. PKS memandang Mahfud adalah tokoh yang punya rekam jejak yang baik.
“Misi utama silaturahim ke Pak Mahfud itu bukan dalam rangka menawari beliau Cawapres, tapi lebih kepada menyampaikan keprihatinan situasi penegakan hukum dan demokrasi di Indonesia. Obrolan terkait cawapres itu hanya bersifat wacana spontan saja, tanpa ada misi khusus terkait hal tersebut,” lanjutnya.
Juru Bicara Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Muhammad Iqbal, juga menyampaikan hal serupa. Iqbal menuturkan silturahmi PKS dengan Mahfud tak spesifik bertujuan melamar Mahfud menjadi cawapres Anies.
“yang menyampaikan bukan pimpinan namun seorang kader Yogya yang kebetulan kenal dengan pak Mahfud berasal dari Yogya, dan itu sambil santai ‘guyonan’ basa-basi sebagai orang timur,” kata Iqbal yang juga merupakan Jubir PKS.
“Istilah cek ombak lah, kira-kira gimana responsnya, jadi nama pak Mahfud secara resmi belum pernah spesifik ada dalam pembahasan koalisi dan internal PKS,” tambahnya.
Iqbal menambahkan tujuan silaturahmi itu addalah membangun komunikasi politik, bukan melamar Mahfud. “Karena di PKS untuk menentukan wakil itu harus melalui mekanisme partai yaitu melalui majelis tertinggi yaitu majelis syuro, dan nama Mahfud tidak ada dalam pembahasan pimpinan dan belum ada arahan dari pimpinan untuk melamarnya jadi cawapres,” jelasnya.
Mahfud Ungkap Alasan Tolak Jadi Cawapres Anies
Mahfud membeberkan cerita menolak pinangan menjadi cawapres Anies itu dalam kuliah umum di Universitas Bung Hatta, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Senin (18/12/2023). Mahfud pertamanya menjelaskan alasan menolak pinangan Anies.
“Betul, saya pernah ditawari untuk menjadi cawapresnya Pak Anies. Tetapi bukan oleh koalisi, oleh PKS. Pada waktu itu PKS menggagasi beberapa orang, lalu datang ke rumah saya, ‘Bapak mau nggak kalau kami calonkan sebagai cawapresnya Pak Anies karena kami koalisi?” kata Mahfud.
BACA JUGA: RUU PDKJ Sebut Gubernur Daerah Khusus Jakarta Ditunjuk Presiden, PKS Menolak
“Saya bilang waktu itu tidak. Kenapa? Karena koalisi Anda saat itu, ketika itu, koalisi Anda itu mau pecah. Itu Partai Demokrat yang dipimpin oleh AHY bilang, kalau tidak mencalonkan AHY, Demokrat akan keluar dari koalisi,” lanjutnya.
Mahfud yang merupakan bagian dari pemerintah, khawatir dituduh memecah belah. Sebab, apabila Mahfud masuk dan Demkorat keluar, maka koalisi tidak memenuhi syarat pengajuan capres.
“Yang kedua, kita belum bicara visi. Apa yang mau diperjuangkan oleh Anies dan Nasdem? Belum pernah bicara. Sehingga saya katakan tolak. Jangan sampai menuduh Pak Jokowi menyusupkan orang ke situ agar pecah, saya yang menjamin pada publik bahwa pemilu ini akan jadi dan Pak Anies tidak boleh ada yang menghalanginya, agar Pak Anies tidak terhalang mencalonkan, saya tidak mau jadi wakilnya agar koalisinya tidak solid,” jelasnya. []
SUMBER: DETIK