PALESTINA—Seorang pejabat tinggi Palestina mengecam pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang pengakuan Washington atas Yerusalem al-Quds sebagai ibu kota Israel. Trump seolah menganggap bahwa Al-Quds tidak ada gunanya.
“Pernyataan Trump mengungkapkan kebijakan AS yang bias terhadap Israel dan kelanjutan rencana untuk meloloskan perjanjian damai ‘Kesepakatan Abad Ini’ tanpa Yerusalem menjadi ibu kota negara Palestina,” kata anggota senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Ahmad al-Tamimi, Rabu (22/8/2018).
BACA JUGA: Pertama di Dunia Islam, Universitas di Turki Hadirkan Program Master Khusus tentang Al Quds
“Trump tidak akan dapat menghapus masalah Yerusalem al-Quds dari hati orang Palestina, Arab, dan Muslim,” tambah Tamimi.
Relokasi kedutaan AS terjadi pada 14 Mei, menjelang peringatan Hari Nakba ke-70 (Hari Bencana), yang memicu bentrokan mematikan di Jalur Gaza yang terkepung.
Sementara itu, gerakan perlawanan Palestina Hamas menggambarkan keputusan Trump untuk menghapus Yerusalem al-Quds dari pembicaraan Palestina-Israel adalah “Sangat berbahaya.”
“Harus ada respon tegas dan ketat Palestina seperti menarik pengakuan Israel, membatalkan kemitraan keamanan dan memutuskan semua kontak dan hubungan dengan pemerintah AS,” kata jurubicara Hamas Sami Abu Zuhri.
BACA JUGA: Persatuan Wartawan Palestina: Tutup TV Al Quds, Israel Lakukan Kejahatan Perang
Untuk mengatasi pendukungnya di AS pada Selasa (21/8/2018), Trump mengklaim langkah kedutaan AS telah mereda seiring dengan munculnya negosiasi di masa depan. []
SUMBER: PRESSTV