PALESTINA—Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah telah mengecam sikap lancang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Seorang penjahat dan pembunuh anak-anak tidak berhak untuk memberikan pelajaran kemanusiaan. Mereka yang melakukan terorisme dan ketidakadilan di Palestina tidak layak bersikap lancang melecehkan mereka yang mendukung kaum tertindas di dunia,” kata Haniyah kepada kantor berita Anadolu, Selasa (25/12/2018).
BACA JUGA: Kunjungi Zona Merah Pengungsian Palestina, Hedi: Saya Merasa Terpanggil
Haniyah menegaskan bahwa pelecehan Netanyahu terhadap Erdogan terjadi disebabkan oleh apa yang dia sebut “keadaan skizofrenia (penyakit mental kronis yang menyebabkan gangguan proses berpikir, tidak bisa membedakan mana khayalan dan kenyataan), ketakutan dan kepanikan yang dialami oleh sang penjahat ini, akibat keteguhan dan ketabahan rakyat Palestina serta keberhasilan gerakan-gerakan pemboikotan entitas Israe di dunia, juga korupsi yang dihadapinya secara internal.”
Pemimpin Hamas ini terkejut dengan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Netanyahu terhadap Presiden Erdogan. Dia menyebut Netanyahu sebagai “penjahat dan pembunuh anak-anak serta melakukan pembantaian terhadap rakyat Palestina.”
“Netanyahu tidak tahu arti kemanusiaan dan tidak mengerti bangunan kemanusiaan, ketika para pemimpin yang bebas merndeka seperti Presiden Recep Tayyip Erdogan berbicara tentang kemanusiaan,” tambah Haniyah.
Haniyah heran dengan kontradiksi, delusi dan halusinasi perkataan dan perbuatan Netanyahu. “Bagaimana mungkin orang yang melanggar hak asasi manusia Palestina, serta menyerang tanah dan situs-situs sucinya, bisa melecehkan mereka yang memiliki solidaritas pada yang tertindas dan berdiri bersama mereka dalam ujian, serta hidup bersama mereka dengan rasa sakit dan penderitaan mereka yang mereka alami akibat teror penjajah?!”
BACA JUGA: Peringati Intifadah ke-31, Hamas Serukan ‘Perlawanan Bersenjata’ Lawan Israel
“Mereka yang tangannya berlumuran darah anak-anak, perempuan Palestina dan orang tua, serta melakukan kejahatan dan pembantaian paling buruk selama 70 tahun dan yang berdiri di pucuk pendudukan brutal terpanjang di dunia, mereka tidak berhak untuk berbicara tentang kemanusiaan dan hak asasi manusia.”
“Orang yang mencuri tanah Palestina, mengusir warganya, menangkap ribuan warga Palestina termasuk anak-anak dan wanita, menghalangi mereka mendapatkan haknya paling mendasar, memenjara dan memblokade lebih dari dua juta warga Palestina di Jalur Gaza, dituduh dalam kasus korupsi, tidak mungkin memberi pelajaran dalam demokrasi!,” tegas Haniyah. []
SUMBER: PIC